Thursday, December 17, 2009

Audisi HOST Piala Dunia 2010

Start:     Jan 5, '10 09:00a
End:     Jan 6, '10
Location:     Studio PSI, Jln Pangadegan Timur No.1
globaltv akan mengadakan audisi Host Piala Dunia 2010.Hadiahnya seru loh,kesempatan reportase dari Afrika Selatan!
Persyaratannya cukup "standard", yakni :
- Pria/wanita usia 17 s/d 30 tahun
- Sehat Jasmani dan Rohani
- Postur tubuh proporsional & Berpenampilan Menarik
- Memiliki Pengetahuan Sepak Bola
- Kemampuan Berbahasa Indonesia & Inggris Yang Baik
- Fotocopy KTP/Kartu Identitas
- Foto close up & Full body ukuran 4 R
- Bersedia mengikuti program rekruitmen yang diadakan oleh Global TV

Info : 021 - 52964099 setiap hari kerja pkl 09 - 21.00

Thursday, November 5, 2009

Landing @ Sultan Hasanudin Airport (Oh Shukoi....)

Rasanya saya merasa nggak sia-sia begadang di SoeTa Airport menanti penerbangan ke UPG. Waktu antri masuk terminal keberangkatan sih udah under estimate dengan airlines yang belum terlalu saya kenal, ExpressAir. Sedikit “curiga”-lah dengan kemurahan harga tiket pesawatnya dibandingkan airlines lainnya, tetapi begitu saya ke forum – ada sedikit berita dari teman yang sudah saya kenal lama. Memang sih beritanya tentang tergelincirnya pesawat airlines ini di Papua, tetapi “rekomendasi” lain lebih menguatkan saya karena pesawat yang mereka gunakan adalah pesawat baru – walau kecil dan pilot-nya kebanyakan bule’ serta pastinya mereka biasa melakukan penerbangan area Timur Indonesia, khususnya Papua yang bikin kebanyakan pilot manapun mengucurkan keringat bergalon-galon jika ingin landing. Jangankan pilot yang menggunakan real aircraft, menggunakan simulasi Microsoft flightsim aja mereka “kejang” jika diharuskan landing di runway yang lurus dan benar. Runway diapit beberapa gunung dan jurang terjal? Mau dari mana landingnya??? Kalau pesawat bisa ngebor kayak Inul sih mendingan digoyang langsung ajah ;-p

Back to topic, why I feel gak sia – sia begadang di airport Soeta??? Bagi backpackers begadang atau bahkan menginap di bandara bukanlah permasalahan. Sebenarnya bagi saya yang cinta mati dengan dunia penerbangan juga gak masalah begadang di bandara. Selama bandara tersebut Auckland International Airport, Changi Singapore or Schipol Amsterdam. Saya jabanin dah mau berapa lama juga kalau di airport tersebut. Nggak sekali dua kali saya harus berlama-lama di airport atas keinginan sendiri. Tapi ini di Terminal 1 B, Maaaaannn…..Nggak banget!

Tetapi ternyata ketidak nyamanan itu berbuah sangat manis buat saya. Why??? Ini sebabnya :

  1. Ground staff-nya ganteng! Halah gak penting..xixixi…yang penting dia memperlakukan saya dengan baik setelah beberapa calon penumpang ribut dengannya. Biasaaaa…gara-gara barang yang mau mereka bawa ke cabin.
  2. Flight Attendant yang berjumlah 4 cewek melayani dengan wajar. Mereka bersikap biasa saja, nggak ada senyum artificial/nggak sok ramah tapi juga nggak judes. Normal-normal ajah gituh,,,,
  3. Aircraft yang saya naiki 737 – 500 berkonfigurasi 3 – 3 dan saya kebagian di seat 11F,pas dibelakang pintu keselamatan darurat. Lima orang di depan saya turis asing, dan disebelah kiri saya duduk sepasang cowok – cewek asal Belgia yang lama tinggal di Jerman dan mau ber-diving ria di Sorong selama 2 minggu. Sempat chit chat-lah sedikit dengan bule’ cewek.
  4. Saya dan bule’ cewek itu sempat kaget ketika disodorin secangkir air panas oleh FA,padahal yang kami minta adalah segelas kopi. Hanya beberapa detik kami disodorkan coffie mix yang bikin kami berdua nyengir bebek….Baru sekali-sekalinya naik pesawat disuruh nyeduh kopi…hahaha…
  5. Menikmati sunrise dari udara??? Momentum-nya memang tepat, namun secara visual tidak saya dapatkan. Barangkali bisa di dapat jika saya nangkring di cockpit, tapi….dduuuuh, kenapa gw gak nulis “surat cinta” ke kapten-nya seh tadi??! Soalnya daku pikir kapten-nya orang bule’ ,eh ternyata Kapten Nyoman yang orang Bali dan FA yang woro-woro adalah Ratna yang gaya ngitung pax-nya asyik banget pakai mesin count yang biasa dipakai jama’ah haji zikir tuh…(Biasanya saya mendapatkan momentum dan keindahan visual sunrise saat penerbangan dari dan keluar negeri…yang pasti romantis abis…inget para mantan dan merasa bahwa surga begitu dekat….)
  6. Pagi itu awan seakan membentuk negeri dongeng. Saya seakan melihat mini padang masyar yang dipakai oleh warga Negara dongeng fable yang begitu fantastic kisahnya. Yup, imajinasi liar itu berlari-lari tidak saja di pikiran saya, melainkan juga di visualisasi saya.
  7. Desscent…secara visual saya dapat melihat aneka pulau kecil dan resort di dekat Pulau Sulawesi. Indah dan terlihat sedemikian ditata, bahkan banyak yang terlihat kolam renang membiru…entah milik siapa. Yang pasti milik Allah SWT ;-d
  8. Approach Landing….Subhanalaaaaahhh…rasanya saya ingin lompat melihat runway Sultan Hasanudin yang membentang menyambut kami. Dari seat saya tervisualisasi begitu nyata. Saya merasakan feel untuk mengikuti PAPI (Karena hari sudah terang, sinarnya terpadam). Pesawat descent perlahan, saya merasakan sekaligus mempelajari apa dan bagaimana sang kapten mengikuti instruksi ATC/approach landing. Tears Drop dilukis oleh gerakan tubuh aircraft, terbaca jelas manis jika dibentuk di secreen computer. Pesawat-pun menyentuh dan melaju diatas runway. ASLI jelas banget saya merasakan setiap gerakannya.
  9. Welcome to Sultan Hasanudin International Airport. Airport yang sudah  saya visualkan dan terbangi melalui Microsoft Flight Simulator itu telah dihadapan . Kali ini visualisasi saya menyapu nyata ke setiap sudut runway nyata dan sekitarnya. Saya memekik kecil begitu melihat hanggar yang berada dekat dengan pesawat melintas. Sang Sukhoi seakan menanti saya. Impian yang tergores dalam kehidupan saya sejak 3 tahun lalu itu akhirnya tercoret dan disudutnya tertulis “Oke,5 November 2009”.
  10. Sang Sukhoi seperti mengerti. Dengan gagahnya satu Sukhoi berdiri di dekat runway…seakan menyambut kami. Tampak bersih, mengkilap pesawat buatan Rusia yang pembeliannya menimbulkan fenomena di negeri tercinta ini.”Mereka” memang menghuni Squadran 11 Hassanudin. Sejak 3 – 4 tahun lalu saya bertekad untuk melihatnya dengan mata kepala sendiri di Sultan Hasanudin (bukan di pameran – atau di Skuadron lain) walau tidak mengerti scenario apa yang Allah berikan kepada saya untuk melihatnya tetapi saya yakin Allah pasti akan memberikan kesempatan itu ke saya seperti Allah memberikan saya kesempatan terbang menggunakan F-28 kepresidenan dan petinggi negeri dengan dipiloti oleh pilot kepresidenan di Squadron 17 (ditempatnya). Visualisasi saya melumat pesawat itu. Sempat memotret dengan kamera kwaci yang buru2 saya ambil dari tas…namun tidak berharap hasil rekam visual yang baik ;-)
  11. Sukhoi 2703, 2704 and 2705 is ready to fly from Russia to Makassar, Indonesia on December 2009,…>>> Dapet berita ini dari forum TNI-AU. Wuuiiii…salah satu Sukhoi jenisnya sama dengan tanggal lahir daku! Kereeeennn…. (Nelpon Zaki gak ya?! Biar kalau Mas Affan masih di Makassar,aku minta dinaikin Sukhoi….halah,kalau nggak mabok sakti banget yak?)
  12. So karena itu semua daku jadi bisa nyantai aja nggak dijemput di Sultan Hassanudin International Airport, dengan perasaan girang karena melihat Sukhoi di “rumahnya”, daku naik taksi ke Hotel Santika Makassar. Hehehe…jatuh cinta-nya berasa banget yak?! Kalau dulu khan orang bakal girang banget kalau bisa ngelihat genteng rumah orang yang kita taksir,,,,en gimana kalau lihat orang yang kita taksir seakan menyambut kita di rumahnya. Waaah, gak sempat ngobrol sama yang kita taksirlaaaah, keburu pingsan karena girangnya. Barangkali seperti itulah rasa saya saat itu…hahaha… (Kalau gak lihat Sukhoi pasti gue uring-uringan minta dijemput,emangnya gw jalangkung yang datang gak dijemput en pulang gak dianter!? ;-p)

 

Dengan kebahagiaan tersendiri saya-pun tidur seharian siang itu. Hei, saya jadi ingat mimpi saya beberapa hari lalu di Jakarta – yakni mimpi terbang….

Impian saya tercoret satu demi persatu…semoga impian tersebut terus mengalir dan tercoret (karena terwujud) hingga saya berpindah ke dunia yang lain, walaupun ada beberapa mimpi yang saya hapus sebelum saya berusaha untuk mewujudkannya. Terhapus bukan karena kepengecutan saya takut tidak dapat mewujudkan mimpi itu, melainkan karena saya yakin Allah akan terus memberi saya kekuatan untuk mewujudkan segala impian saya.

Allah beri saya kekuatan dalam hidup di dunia ini dalam mewujudkan aneka impian, dan bukan kemudahaan yang Allah berikan – karena saya yakin Allah selalu memberi kemudahan kepada umat ciptaan-NYA. Allah tidak pernah mempersulit makhluk ciptaan-NYA. Saya yakini hal tersebut. Oleh karenanya kekuatanlah yang saya minta dari Sang Maha Perkasa….

Wednesday, October 21, 2009

Kuis Siapa Lebih Berani

Start:     Oct 28, '09 07:30a
Location:     RCTI
Tayang 'Kuis Siapa Lebih Berani' edisi Sumpah Pemuda bersama Team WWF Indonesia. Shoting-nya sudah diselenggarakan tgl 16 October 2009
Anna berpartisipasi di Team Species.

Monday, October 19, 2009

Siapa Lebih Berani (WWF Indonesia)




Awal tahun 2000-an acara kuis TV Siapa Berani menjadi salah satu kuis yang menjadi favorit masyarakat. Sewaktu saya tinggal di Kuta – Bali memang seringkali menyaksikan acara yang disajikan live dari Indosiar, tetapi setelah ditayangkan RCTI dengan nama baru, Siapa Lebih Berani, saya tidak pernah menyaksikannya. Gak sempet, ditayangkannya khan pas jam sibuk di Jakarta, alias jam 7.30 pagi. So saat ada email dari Nazla, staff WWF Indonesia yang mengajak supporter WWF untuk berperan serta dalam kuis ini di bulan October saya langsung confirm mengiyakan. Niatnya so simple, mau ketemu Surya Saputra...xixixixi....duh,udah bukan duda lage yak ;-p Hehehe...lagipula terakhir daku ikutan kuis di tipi khan tahun lalu, yang ceritanya ada di http://balqis57.multiply.com/journal/item/41

Singkat cerita (daku gak perlu cerita soal ‘proses seleksi’ untuk jadi peserta khan) tanggal 16 October 2009 Avanza-nya Ikhsan sudah berada diparkiran Kantor Taman Mega Kuninganpukul 6.45. Begitu saya datang, kami meluncur ke Studio RCTI di Kebon Jeruk. Saya tidak ingat siapa saja yang berada di Avanza-nya Ikhsan, barangkali ada 8- 9 orang yang kebanyakan fresh berondong ;-p Yang menyetir Dani. Di perjalanan daku komat kamit menghafal teks yel yel....nggak sempat ngapalin,Jo! Jadilah pagi itu meluncur isi kebon binatang dari mulut daku : Badak Jawa – Badak Sumatera – Gajah – Harimau dan Orang Utan harus dijaga....rasa sayange...rasa sayang2e....Duh benerannya basi banget neh yelyel....

Sampai di studio RCTI kami langsung ke cafetaria , disana sudah menanti Mas Rudi Thambrin dan Ananta plus cowok-cowok lain yang namanya belum daku hafal. Selain itu ada Citra yang pada 3 November 2009 harus sudah berangkat ke Istambul Turky dan sedang sibuk-sibuknya tapi menyempatkan diri ikutan kuis ini. Kami langsung memesan Mie Ayam dan dalam sekejap kami lahap. Usai melahap makanan, kami mematangkan yelyel bersama. Sableng banget deh, kami ber-20 belum ada yang latihan bersamaan! Modal cuek aja, pokoknya soal ‘barang bawaan’ kami paling banyak dah, dari angklung sampai aneka boneka spesies milik WWF kita boyong! Selesai latihan kami menuju studio 1. Hhmmm...ternyata Davina, model en peragawati yang kini Supporter Kehormatan WWF masuk di team kami, secara emang dia member di Spesies.

Peserta ‘Siapa Lebih Berani’ terbagi 5 team. WWF Indonesia memiliki 4 bidang, yakni : Marine, Forest, Species and Climate & Energy. Masing-masing memiliki Supporter Kehormatan yang biasanya merupakan seleb/tokoh masyarakat. Satu team tambahan dari WWF untuk melengkapi 5 team adalah : Team Panda. Sebenarnya ‘Panda’ kalau di WWF International berada dalam bidang Species, tapi kalau di Indonesia khan nggak ada Panda...hehehe....lagipula Panda merupakan maskot WWF. Supporter Kehormatan yang berpartisipasi dalam kuis Siapa Lebih Berani kali ini adalah : Nadine Candrawinata – Team A Marine, Bayu Jamaica Cafe – Team B Forest, Nugie – Team C Panda, Davina – Team D Species dan Anton Jamaica Cafe – Tean E Climate & Energy.
Gimana serunya Siapa Lebih Berani edisi khusus Hari Sumpah Pemuda ini dapat disaksikan Hari Rabu Tanggal 28 October 2009 pukul 07.30 WIB di RCTI....

Foto koleksi/dari kamera Ananta

Sunday, October 11, 2009

Lebaran @ Grand Indonesia




Hari ke-3 lebaran, sepulang dari menjenguk Dian dan Hana di rumah bersalin - hey,malam takbiran keluarga besar kami bertambah dengan kehadiran Hana yang berarti bunga....- kami melanjutkan jalan - jalan ke Grand Indonesia. Sekedar jalan2 sambil menyaksikan keramaian di Jakarta. Grand Indonesia ramai total! Siapa bilang Jakarta sepi saat lebaran??? Kami mengendarai 2 mobil - Lancer-nya Mbak Wien dan Lancer Silver-nya Boim.

Friday, July 24, 2009

Hotel Manohara Magelang




Saat media banyak menjadikan ‘Manohara’ sebagai subjek berita, saya menjadi teringat akan sebuah hotel di Magelang yang kami inapi ketika liburan paska lebaran 1430 H, tepatnya 3 – 4 Oktober 2008. Ketika itu saya sempat menanyakan apa arti nama ‘Manohara’, ada yang menjawab bahwa Manohara adalah nama burung – seperti layaknya nama Cendrawasih dan ada pula yang menyatakan bahwa Manohara adalah nama tokoh yang ceritanya terdapat dalam relief candi Borobudur. Kalau sekarang sih saya ngertinya ‘Manohara’ itu salah satu judul sinetron di tipi....huuuu....;-p

Menginap di Hotel Manohara Magelang membawa kesan sendiri bagi saya, dikarenakan hotel milik pemerintah setempat dan berbintang 4 ini merupakan satu-satunya hotel yang berada di dalam the Borobudur Archaelogical Park. Petugas hotel (mirip Tora Sudiro euy!) yang membawa tas/koper kami ke kamar menjelaskan kepada saya bahwa Amanjiwo Resort, tempat bermalamnya para mega selebrities dunia tidak seberapa jauh dari kamar kami. Memang tidak terlihat, apalagi ketika itu hari sudah gelap. Petugas itu menceritakan juga bahwa David Beckham dan sang istri yang mantan personel Spice Girl sempat “bocor” berita-nya saat akan berkunjung kesana. Dan sang pemain bola tersebut “selundupkan” ke terminal cargo oleh orang-orang di bandara karena “kebocoran” berita tersebut ke public. Yup...para mega bintang dunia itu memang seringkali mengendap di sekitar Candi Borobudur dikarenakan privasi-nya yang tidak mau terganggu, bukan saja mega bintang di dunia hiburan/olah raga, bahkan mendiang Lady Diana pernah menginap di group ‘Aman...’ yang bagi rakyat Indonesia umumnya membuat isi dompet menjadi tidak aman...hehehe....Tarif menginap di Amanjiwo ini paling murah Rp 7 juta untuk 2 orang ,sedangkan yang termahal US$ 2,600 ,- permalam! (Halooo...itu rates belum termasuk tax yak!).Saya-pun langsung nongkrong di teras kamar yang ‘menghadap’ resort tersebut, ketika kakak saya menanyakan apa yang saya lakukan disana...saya menjawab dengan cuek,”Lagi menghirup dan menikmati udara Amanjiwo....” Hehehe...belum sempat menginap disana, setidaknya sudah merasakan udara disekitarnya.

Saya, kakak + kakak ipar dan keponakan (berempat) makan malam di restaurant hotel Manohara. Suasana Jawa traditional terasa kental, model restaurant juga ala pendopo Kraton lengkap dengan karawitan-nya. View-nya??? Candi Borobudur mengintip kami yang sedang upper dinner....namun kami belum dapat menikmati kemistisan candi terbesar di dunia tersebut dikarenakan malam menghalangi pandangan kami. Baru-lah saat breakfast kami melumati keindahan lanskap sekeliling candi.


PAGI DI BOROBUDUR.
Usai shalat Shubuh Mas Tunggal, Mbak Lien, Sekar dan Seno bergegas mengejar matahari. That’s true! Mereka akan menikmati kebesaran-Nya dengan menyaksikan sunrise on the top of Borobudur. Borobudur belum dibuka bagi public, namun bagi tamu Hotel Manohara mendapat keistimewaan boleh berada di puncak candi disaat matahari belum muncul (Public/non tamu Hotel Manohara diperkenankan ikut dengan membayar Rp 250.000,-/person).Oh ya, malamnya dari theater hotel kami menyaksikan film mengenai Candi Borobudur. Sedangkan saya dan Mbak Rita lebih memilih menikmati sekeliling candi dari bawah. (Saya masih ingat benar berada di puncak candi Borobudur beberapa tahun yang lalu, walaupun bukan pada sunrise...hehehe, ingat panas-nya yang ampun-ampunan dan bergaya ala pemain film India tapi ‘ngojek payung’. ) Saat itu Mbak Ritha memang sedang mengalami masalah dengan kaki-nya, sehingga kemungkinan untuk mendaki candi sangat kecil. So kami berdua menyewa 2 sepeda yang disediakan oleh pihak Hotel Manohara. Kemana??? Mengelilingi Candi Borobudur tanpa “diganggu” orang lain.....!!! Berasa deh tuh candi kita yang punya...hihihi....Sepeda kami kayuh dengan santai. Kami singgah di kandang Gajah yang siang nanti akan “bertugas” di kawasan tersebut. Mereka masih menikmati makan pagi-nya. Kemudian kami menghentikan sepeda kami ke beberapa wahana di sekitar candi, diantaranya beberapa museum yang terdapat disana. Belum dibuka untuk umum, mereka masih bersiap-siap – namun dengan ramahnya mereka mempersilakan kami masuk dan melihat-lihat begitu mengetahui kami adalah tamu Hotel Manohara.
Dari kejauhan kami menyaksikan calon pengunjung Candi Borobudur yang belum diperkenankan masuk ke kawasan tersebut. Sangat ramai! Maklumlah libur lebaran, syawalan. Beberapa diantaranya melihat kami yang dengan santai-nya berkeliaran di dalam kawasan. Heran melihat tampilan kami yang dijamin bukan penampilan petugas dan bukan pula penampilan warga desa setempat, namun dapat wara wiri di dalam lokasi tanpa ada yang melarang. Mudah-mudahan sih mereka nggak mengira kami makhluk penampakan atau lebih kejamnya mengira kami adalah bagian dari ‘peliharaan’ atraksi kawasan wisata..hehehe...

Kami berdua kembali mengayuh sepeda ke arah Hotel Manohara. Meletakkan sepeda di depan lobby, dan langsung menuju tempat makan pagi.Breakfast sambil memandang keindahan Borobudur dan lanskap-nya. Menunggu mereka yang baru turun menyaksikan sunrise. Tak lama mereka muncul dan bergabung bersama kami berdua.

Selesai breakfast saya dan Mas Tunggal berkeliling sekitar hotel sambil mengamati aneka tumbuhan yang ada disekitar kami, ada pohon Bodie – yang dianggap keramat bagi umat Budha, dan ditanam oleh ‘orang-orang khusus’ serta pohon Maja yang buahnya mirip buah Semangka namun tidak diperkenankan dimakan. Kata-nya buah ini yang ‘disumpah2in’ oleh Gajah Mada, yang menyatakan ogah makan buah ini sebelum Nusantara bersatu. Masaq iya seh???!! Ada juga pohon bunga yang sebelumnya tidak pernah kami temukan di tempat lain, bahkan ketika kami meminta penjelasan orang disekitar sana mereka tidak mengetahui nama bunga-nya. Dengan meminta izin, kami membawa beberapa bibit bunga tersebut untuk dibawa dan kami tanam di Jakarta. Bahkan kami juga membawa beberapa buah Maja. Bukan maksud kami merusak loh, justru kami berniat menanam dan mengembang biakkan tanaman-tanaman tersebut di sekitar tempat tinggal kami.
Siang itu kami kembali ke Jogjakarta, menjemput ibu di rumah Galuh dan langsung menuju ke Semarang (lewat Magelang lagi deh!) – singgah sebentar di Eva Coffee House.....( http://odysseygemini.blogspot.com/2008/10/eva-coffee-house-jawa-tengah.html ) dan malam ini kami terlelap di Grand Candi Hotel, hotel berbintang 5 di Semarang.

Sunday, July 19, 2009

Oh MU.....TvONE dari MU Cafe




Apa arti MU-bagi-mu??? Saya pasti bingung kalau ada yang menanyakan hal ini, tetapi beberapa anggota keluarga merupakan fans MU, dan salah satu kakak saya ketika memperoleh beasiswa dari British Council dan diminta untuk memilih university yang ingin dituju ia memilih University of Manchester “Cuma” dengan alasan karena sudah familiar ditelinga....hehehe, so simple. Nah, saat kakak saya yang lain menikah kakak saya tidak dapat menghadiri karena ia masih berada di Manchester. Nggak bisa karena memang “detik2” terakhir pulang ke Indonesia. Dan kini anak kakak saya yang menikah itu menjadi fans berat-nya MU alias Manchester United. Memang bukan kesengajaan dan sepertinya memang nggak ada hubungannya ya? ;-D

Keponakan saya itu, Sekar yang kini juga sebagai penulis (KKPK : I Love Cooking, DAR Mizan) merupakan fans berat MU, bahkan bulan lalu (20 Juli 2009) dia menjadi fans MU paling junior sehingga membuatnya tampil diacara “Oh MU...”, acara khusus TvONE untuk menyambut kedatangan rombongan MU ke Indonesia. Agum Gumelar dan mantan pemain nasional hadir pula di MU Cafe.Saat itu Sekar mewakili salah satu komunitas fans MU bersama satu fans MU paling senior, mengikuti kuis yang pertanyaannya tentang MU. Saya turut datang ke Manchester Cafe di Sarinah saat gladi resik, sementara saat acara live saya menonton dari tv. Nggak menunggu sampai live karena saya datang bersama Kany, gak tega-lah ngajakin anak umur 5 tahun nongkrong di cafe seperti MU.

Tanda terima yang akan ditukarkan tiket menyaksikan pertandingan MU VS Indonesia All Star sudah beberapa bulan lalu ditangan Sekar. Dia sudah antusias menanti kedatangan MU, bahkan minggu lalu dia sempat bilang kalau ayahnya nggak bisa mengantarnya ke Senayan maka aku bisa menggantikannya. Tetapi semua-nya hancur, bersamaan dengan ledakan di Ritz Carlton dan JW Marriot Mega Kuningan. Direncanakan hotel tersebut menjadi tempat menginap para pemain MU dan Indonesia All Star, bahkan pemain Indonesia telah menginap disana saat kejadian ledakan.

Dengan penyesalan mendalam MU tidak dapat hadir ke Indonesia tahun ini. Uang tiket memang akan dikembalikan, tetapi.....ah rasanya kita tidak bisa menyalahkan siapapun juga dalam hal ini. Kerugian memang sangat dirasakan dari berbagai aspek. Apa sih yang diinginkan para pelaku peledakan itu?!

"Oh MU..." itu adalah titel acara khusus TvONE bulan lalu. Barangkali dimaksudkan sebagai "pemujaan" dari seseorang kepada hal yang dicintai-nya, seperti nada "Oh Sayangku...". Namun kini nada "pemujaan" itu berubah menjadi suatu "ratapan"...."Oh MU.....akhirnya kau tak datang ke Indonesia...hiks..."

Monday, June 22, 2009

Flying @ Pondok Cabe Airfield




Datang dan memasuki masjid Kubah Mas yang merupakan satu mesjid termegah di Asia Tenggara? Udah pernah dong. Ada kesempatan melihat kubah emas yang saat ini (konon) hanya ada 7 di dunia ini dari atas alias memandang sang kubah secara utuh dari berbagai sisi....wwuuuuaaaa mmmuuuaaauuuu dddwwwooong!! Ih napsu! ;-p

Malam sebelumnya diingatkan Mr.Edo melalui sms : “Ana,pa kbr?hr sabyu bsk ada acara ultah AN ke-2 di pondok cabe.elo mau ikut gak?info ada di forum tuh...”(07/05/2009)
Jelas,Do! Kali ini daku tak akan terlewatkan. Sabtu pagi (09/05/2009) daku-pun menuju rumah Syafriel di Wolter Monginsidi Kebayoran Baru. Start jam 7 lewat dikit daku, Edo en Tati langsung menaiki Honda CRV-nya Syafriel and melaju melalui Jalan Pangeran Antasari menuju Pondok Cabe. Yiiipppiiii....akhirnya daku tak tertinggal lagi seperti bulan Maret lalu.

Singkat cerita, PK-SPD bersiap mengangkut kami. Beberapa rekan telah membawanya dari hanggar menuju parkir pesawat mini ini. Begitu start engine PK-SPD sempat melompat seperti bajaj yang distarter mendadak. Didalamnya sudah ada Maherda, Rifki dan Edo. Melihat masih ada seat kosong untuk seorang lagi, maka daku langsung masuk ke dalam pesawat. Angin dari baling-balingnya sempat mengibarkan jilbabku. Pesawat nyaris terbang ketika pintu aku buka...hehehe....gue mau naek pesawat terbang atau naek bajaj seh neh?! Daku gak kebagian headphone...lengkaplah suasana bajaj yang berisiknya minta ampun. Hhhhmmmm...gak bisa denger komunikasi dari tower deh ...hiks.

Cihuuuyyy...terbang diatas Masjid Kubah Mas kesampaian juga, sayangnya nggak bawa kamera yang TOP (boro2 dah...). Trus dapet "bonus" lihat Situ Gintung dari udara...hhmmm berasa petugas patroli udara.
Seru-nya yang nyetir pesawat yang Anna naikin adalah Maherda.Alhamdulillah kesampaian juga, karena beberapa waktu lalu daku sempat ngomong,"Disetirin Maherda pakai mobil Honda Jazz udah pernah, bahkan daku pernah dibonceng Maherda naik motor dari Pasar Minggu ke Pondok Indah (rumah Pak Rianto)...so suatu saat daku pengen naik pesawat yang 'disopirin' doski." Kesampeaaaan deeehhh....
Pada saat ini juga Baba bikin film penerbangan. Hasilnya kereeeennnn....Asli!
Untung deh, nyadar kalau kita gak di-cover asuransinya justru udah selesai terbang...hehehe...
Pulang dari Pondok Cabe daku minta diturunin Baba di Lebak Bulus, menanti jemputan Mas Tunggal en keluarga trus cabut ke Summarecon Serpong nonton film.

* Bbrp foto bukan milik Anna pribadi, ada yang diambil dari forum AN

Heraan,aku amatin para receptionist pd pakai Blackberry sedangkan VP en para manager-nya pd pakai hape < 2 juta-an...;-D

Sunday, June 7, 2009

9 Pilot Mencari Tuhan

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Biographies & Memoirs
Author:Ida S Widayanti & Kapten Setiya Budi
“We Cannot Change The Wind But We Can Change The Wings”. Ya karena angin memang diciptakan oleh-Nya, dan segala ‘jalan’ angin telah ditentukan oleh Sang Pencipta tanpa bisa diatur oleh kita makhluk nan lemah ini. Namun manusia diciptakan oleh-Nya menjadi makhluk yang terkuat dimuka bumi, hingga kita diperkenankan oleh-Nya untuk bertahan dan ‘mengatur’ kemana kita akan berjalan tanpa harus menyerah andai angin mengombang – ambing kehidupan kita.
Buku ini memuat kisah spiritual 9 pilot alumni ESQ. Sebagai alumni ESQ mereka telah ‘menemui’ Tuhannya. Proses mereka dari makhluk yang sekedar makhluk yang hanya mengikuti kemana angin berhembus hingga akhirnya mereka dapat mengatur sayap mereka sehingga dapat ‘menakhlukkan’ angin.
Menjadi seorang pilot memang merupakan karunia tersendiri. Mereka merupakan manusia pilihan yang harus tangguh menghadapi kehidupan di ‘dunia’, daratan dan udara. Seorang musafir merupakan makhluk yang mendapatkan karunia dari-Nya. Lantas dapat dibayangkan pula makhluk yang membantu/mengantar para musafir tersebut berkelana mengarungi dunia ciptaan-Nya yang maha luas.
Iqra....Mereka tidak hanya harus membaca tulisan atau keadaan di kehidupan lingkungan mereka, karena mereka juga harus mampu membaca angin. Angin ketika mereka mengendalikan pesawat terbang yang mengangkut jasad bernyawa (bahkan ratusan nyawa), hingga angin yang menerpa kehidupan mereka di daratan. Semuanya dapat mengalir dengan indah selama mereka telah menemukan Tuhan-nya.
Diantara mereka yang kisahnya berada dalam buku ini, terdapat kisah Kapten Abdul Rozak (Terbang Melintasi Kemustahilan) yang pesawatnya mengalami kecelakaan hingga mendarat darurat di Bengawan Solo. Kejadian yang sempat menjadi berita utama di aneka koran terbitan negeri tercinta, Indonesia. Kejadian tanggal 16 Januari 2002, dengan pesawat Boeing 737-300 no.flight GA 421 rute Selaparang, Lombok menuju Adi Sucipto, Yogyakarta. Di atas kota Blora (Ketinggian sudah mencapai 31.000 kaki) pesawat memasuk ke dalam awan Cumulunimbus, sejenis awan yang berbahaya disertai hujan deras. Hingga pada ketinggian 23.000 kaki mesin pesawat terbang mati...pesawat terus meluncur hingga 8000 kaki dalam keadaan gelap gulita. Seluruh penumpang pesawat dirasakan merupakan amanah bagi beliau. Dan kecelakaan ini merupakan hidayah bagi beliau.
Kisah lain perjalanan spiritual para pilot ini dapat dibaca di buku ini. Yang pasti saya merasa menikmati huruf demi huruf yang terdapat dalam buku yang dibuat hardcover dengan gambar cockpit pesawat terbang ini. (Review by Anna R.Nawaning S)

Monday, May 25, 2009

Galuh di USA




Foto-foto Galuh saat mengikuti debat/diskusi/konferensi (atau apalah) "Harvard National Model United Nations 2009".Yang ceritanya sekilas aku ceritakan di http://balqis57.multiply.com/journal/item/42
Kalau cerita lengkapnya....hehehe,di buku yang lagi aku tulis ya ;-)

Monday, April 20, 2009

Kegagalan Menyaksikan Afgan

 

Afgan show di Emporium Pluit. Berita itu terlintas sekejap di pendengaranku dari Mr.Di yang baru seminggu ini bekerja di daerah tersebut. Sedangkan daku sudah lama tak melongok milis cowok yang sedang digilai oleh para ABG se-Nusantara. (Gue ABG??? Bukan! Karena gue emang tidak menggilai-nya, tapi gue-nya aja yang emang gila masih doyan sama brondong ‘belahan jiwa’ ini...wakakakakak....huuuiiiyyy bulan depan kami ultah! Mohon dicatat yeee!!!)

Hari H tiba, pukul setengah 12-an siang daku menelpon Mr.Di. Belum sempat ngomong apa-apa ke dia, eh Mr.Di yang sedang lunch langsung menyambar,”Afgan siang ini di Emporium. Jadi kesana? Nanti aku nyusul deh kesana, tapi jam setengah 4-an ya.”

Bukannya nggak percaya bahwa Afgan bakal show di Emporium, tapi menurut koran terbitan MNC, Afgan bakal live show di acara Dahsyat Award. CkCkCk...laris pisan euy! Pluit – Ancol memang nggak jauh kalau lewat jalan toll. Dahsyat Award berlangsung di Ancol.

Daku radak nggak niat ke Pluit. Nggak ngerti lokasi tepat Emporium Pluit soalnya. Jadi untung-untungan ajah dah ngeloyor kesana. “Saktinya” dari Pulo Mas ke Pluit Village (d/h Mega Mall Pluit) nggak sampai 1 jam perjalanan, naik busway - TransJakarta! Busway, I lop yu...I nit yu...kalau bukan jam berangkat dan pulang orang kantoran!!!

Jam ½ 4-an daku menelpon Mr.Di, ternyata dia masih berkutat di tempat kerjanya. En jam 4-an lebih barulah dia nongol dihadapanku. Daku langsung ngomong,”Mana Afgannya?”. Dengan nada tidak sudi disalahkan Mr.Di ngomong,”Aku bilang khan di Emporium. Makanya aku bingung kenapa kamu nunggu aku di sini...”

Daku langsung “menyeretnya” untuk lari ke Emporium Pluit yang terletak tidak terlalu jauh dari Pluit Village. Huuuaaa...sampai di Emporium Pluit tampak ratusan or ribuan ABG keluar dari lobby. Dari tampangnya dapat terbaca kalau mereka adalah AFGANISME. Daku-pun langsung histeris (huuu...drama queen dah! ;-p),”Mereka pasti baru selesai nonton Afgan. Tampang-tampangnya begitu, apalagi mereka keluar gerembolan gituh....”

Lagi Mr.Di serasa tidak sudi disalahkan,”Aku khan udah kasih tahu kalau Afgan show-nya jam 14.30. Kenapa kamu tadi nggak langsung kesini, malah nunggu di Pluit Village..” Yeeeeh, daku khan ngertinya Mega Mall Pluit karena udah beberapa kali kesini.

Daku hanya bisa termanyun-manyun sambil menyaksikan para crew band membenahi aneka peralatan show-nya Afgan. Sementara stage tampak di-desain memang khusus untuk Afgan. Gimana nggak, backdrop gede-nya terpampang foto besar Afgan gaya pengen kondangan alias memakai jas lengkap gaya para paman serta kacamata kakek-nya tapi berwajah imut. Selama menekuni dunia penonton show bertahun – tahun menurutku inilah backdrop ternarsis yang pernah daku lihat...hiyaaah semoga ini bukan bentuk kekesalanku karena kegagalan cinta (eh ini mah Rhoma Irama) – kegagalan menonton Afgan dengan mengenaskan. Padahal kalau daku tadi langsung ke Emporium maka daku pasti bisa menyaksikan show-nya.

Dari Emporium kami berdua mampir ke Pluit Juction. Benerannya mau ke karaoke box, tapi penuuuhhh...Akhirnya kami ngeluyur ke Ciputra Mall Grogol. Lumayan euy, makan di fastfood Meksiko murah meriah. Fajitas...Tortilas....cihhuuuy, akhirnya daku bisa nemu lagi yang murah meriah setelah Pollo Champero lenyap ditelan provider telekomunikasi di Sarinah Thamrin.

Kegagalan menyaksikan Afgan di Emporium terobati ketika sampai rumah daku masih sempat menyaksikan Afgan menyanyikan ‘Bukan Cinta Biasa’ di Dahsyat Award. Live dari Ancol!

Sunday, March 22, 2009

Ngacir di Bumi Khatulistiwa

Bukan karena pas film ‘Kuntilanak Beranak’ tayang di bioskop di Jabodetabek saya pergi ke Pontianak ;-p. Sebagai warganegara Indonesia rasanya masih nelangsa kalau sudah berkunjung ke aneka tempat/negara di dunia ini tetapi belum berkunjung ke Pontianak. Kenapa? Karena waktu SD dulu saya selalu digembar – gemborkan bahwa kita harus bangga dengan negeri tercinta, Negeri Khatulistiwa – Zambrud Khatulistiwa. Satu negara yang ‘beruntung’ dilintasi oleh titik equator. Karena terlalu luasnya, saya yang di Jawa masih belum melihat dengan mata kepala sendiri ‘titik tepat’ garis khatulistiwa kebanggaan guru IPS zaman SD.

Hiks...nelangsa khan kalau udah berkunjung dan melihat dengan mata kepala sendiri aneka landmark di dunia, namun belum melihat landmark Khatulistiwa secara langsung? Lah...daku khan orang Indonesia, negeri yang dikaruniakan oleh-Nya permata Khatulistiwa yang tidak semua negara memiliki karunia ini.

So begitu dapat info kakak en ibu ingin berkunjung ke kota salah satu pulau terbesar di dunia ini, saya langsung samber koper. Anggaran untuk jadi turis koper (bukan backpacker) memang nggak ada...hehehe...justru itu mumpung ada yang mau kesana saya ikutan dengan modal dengkul. Tiket Garuda nomer penerbangan GA504 baru didapatkan beberapa jam di bandara. Kakak dan ibu saya yang sudah memegang tiket terlebih dahulu terbang, sedangkan saya melintasi selat Karimata tanpa didampingi oleh keluarga.

 

Yes, This Is Capital City of West Borneo

Sampai airport Supadio sempat melongo nggak ngerti mau ngapa’in karena nggak ngerti tempat menginap dan kakak saya belum menjemput. Hape kakak saya tidak aktif. Baru deh setengah jam kemudian kakak saya kelihatan, dan kami langsung menuju Hotel Kini (*3) di Jln Nusa Indah Pontianak. Hanya berdiam sejenak di hotel, saya dan Mbak Lien (kakak saya) langsung keluar hotel untuk menelusuri daerah sekitar hotel sambil mencari makan malam. Ibu sih nyantai aja di kamar hotel sambil menikmati sinetron kesayangannya.

Menelusuri jalan Patimura terdapat deretan kios penjual cinderamata/souvenir, makanan, kaos dan semua khas Kalimantan Barat – Jalan Patimura ini memang merupakan pusat penjualan oleh – oleh di Pontianak. Hanya menyeberang jalan hotel yang kami tinggali malam itu.

Makan malam di Cafetaria Segar Ria yang terletak beberapa meter dari pusat penjualan souvenir. Disana memang berderet tenda – tenda dan rumah makan permanen. Yang banyak dan khas di deretan penjual makanan tersebut adalah Mie Tiaw dari yang disiram sampai di goreng. Saya sih pesan Mie Atom Rebus alias mie kuning yang direbus dengan daging sapi dari beberapa jenis. Sebelum balik ke hotel kami berdua membeli roti di Kaisar Bakery yang sepertinya terkenal di Kalimantan Barat. “Bread Talk” lokal-nya Pontianak kaliiii....

Kalau mau makan biasanya memang di sekitar Jln Patimura, Jln Gajah Mada dan Jalan Diponegoro. Di hari kedua daku makan disekitar Jln Diponegoro, seberang Hotel Santika.

 

Hotel *3 to Hotel*3- Kriteria *3 yang Tak Standard

Karena satu sebab kami pindah ke Hotel Kapuas di Jln Gajah Mada. Dari luar hotel ini tampak lebih mewah dibandingkan hotel sebelumnya, apalagi hotel ini memang seringkali digunakan oleh para pejabat en katanya sih Presiden SBY pernah menginap di hotel ini ketika berkunjung ke Pontianak. Bahkan ketika saya menginap disini berbarengan dengan para gubernur se-Kalimantan yang akan mengadakan acara. Mobil dinas para gubernur terparkir di tempat parkir yang sebelumnya diparkiri oleh mobil full dempul yang mengantar kami...hahaha...soalnya sebelumnya Mbak Lien memang belum menghubungi pejabat setempat, jadi kami charter kendaraan se-adanya Nggak ngerti deh ada acara apa, saya sih sempat dijelaskan oleh pejabat PU dan pejabat Pemda yang mengantar dan menjemput kami, tetapi saya nggak terlalu menyimak. Urusan pemerintahan yang singkatannya bikin orang gak napsu ngapalinnya kalau gak ada urusannya langsung...hehehe....

Selama menginap di hotel tersebut ada 2 acara resepsi pernikahan, pertama pernikahan adat Jawa dan dihari berikutnya resepsi “adat” China International di pinggir kolam renangnya. Saat persiapan acara resepsi pernikahan di kolam renang tersebut, daku sempat melongok en poto2an di lokasi acara. En yang nggak saya kira adalah....siangnya di Function Hall 2 ada BOP Synergy! Hahaha...nggak ngira banget deh, dunia kecil....apalagi saat breakfast bareng dokter Hardjanto dari Solo. Padahal biasanya kami ketemuan di Jakarta.

Terus terang ajah, untuk aneka fasilitas dan service saya lebih nyaman di hotel sebelumnya walaupun secara kasat mata hotel yang pertama lingkungannya seperti pasar. Di hotel yang langganannya para pejabat pusat ini justru sempat membuat saya 3 kali terkurung di dalam lift. Sudah pencet alarm ‘call’ dalam lift...tetap aja nggak ada respon. Alhamdulillah hape masih aktif, jadi saya langsung menghubungi resepsionis yang justru akan menghubungkan ke bagian teknisi dan meminta agar saya menceritakan keberadaan kami yang terkurung di dalam lift. Haaalllaaahhh....orang lagi terkurung di lift diminta cerita! Telmi banget sih, Mas! Walaupun udah ada korban, tetap aja lift dioperasionalkan tanpa ditulisi bahwa lift rusak, karena sore-nya ada lagi 2 anak kecil dan polisi yang terjebak di lift tersebut. Anak2 kecilnya sampai teriak-teriak dan terdengar sampai luar lift, ketika lift terbuka kami langsung menyarankan mereka pindah ke lift lain. Hehehe..polisinya sampai pucat tuh....mungkin dia sedang diminta menjaga 2 anak atasannya. Selain itu, saya dibuat mangkel benggel dugel saat battery hape mati! Saat ingin nge-charge....saklar kontak listriknya berlobang pipih 3....aammmppuuuunnn, ini di NZ or Pontianak seh?! Padahal di hotel sebelumnya saya leluasa mengisi battery. Pokoknya selama di hotel pertama kami tidak pernah menelpon resepsionist atau roomservice karena semua kebutuhan kami terpenuhi, sedangkan di hotel kedua dalam sehari kami bisa beberapa kali menelpon resepsionist, roomservice atau housekeeping. Menyalakan telivisi aja harus manggil teknisi, trus kami dijelaskan cara menyalakan tv tersebut. Berasa gaptek dah gue! Sandal kamar dan penyumbat bathup aja harus diminta terlebih dahulu!!! Mbak Lien sampai menunda niatnya untuk berendam di bath-up, sedangkan saya menggunakan bath up sebagai KBU wartel! Hehehe...Mr.D nelpon dari Jakarta minta cerita aktifitas saya seharian ini, en kalau nelpon di kamar khan ada nyokap en Mbak Lien...jadinya saya masuk kamar mandi en nangkring di bath up sambil telpon-telponan deh. Please, walaupun nangkring di bath up daku sungguh berbeda dengan bintang iklan kartu GSM yang saat itu kami pakai, yang nangkring di pohon tuh...;-p

Menu breakfastnya juga lebih mantap di hotel pertama. Aaaah...untungnya sih gak ada angket or quis’ner penilaian hotel tersebut. Kalau ada bisa ancur dah tuh nilai yang daku kasih! Hhhmmm...kalau secara pribadi sih sebenarnya staff hotel-nya sama seperti masyarakat Pontianak kebanyakan, helping ...namun sebaiknya level kecepatan kerja-nya harus pada di tingkatkan deh! Salutnya sih selama di Pontianak saya nggak pernah lihat orang bersikap kasar.

 

Ibu Kota namun Bukan Pusat Wisata

Secara umum sebenarnya ibu kota di Indonesia merupakan sarana pariwisata. Makanya saya menyayangkan banget melihat kondisi Kraton Kadariah Kasultanan Pontianak dan Tugu Khatulistiwa yang potensi-nya tidak didongkrak secara maksimal.

Di Kraton Kadariah, kami ditemani oleh pengurus kraton yang menyambut kami dengan ramah, seorang ibu yang merupakan salah satu cucu dari Sultan ke-VI. Disalah satu kamar terdengar jeritan tangis bayi, cicit dari Sultan – menurut ibu tersebut yang mendampingi kami selama di kraton. Dari sini saya jadi “mengenal” desainer lambang negara kita, Garuda Pancasila yang sering nampang di kantor pemerintahan didampingi oleh RI1 dan RI2. Yang merancang adalah Sultan Hamid II, keluarga Kraton Kasultanan Pontianak...hhmmm,lumayan ganteng loh-pantes jadi aktor...hehehe...

Sama hal-nya seperti ketika saya bepergian ke suatu tempat, saya pasti meniatkan untuk kembali lagi suatu saat nanti. Insya Allah suatu saat saya kembali ke Pontianak – sekaligus laju ke Kuching  – Malaysia plus Brunei Darusalam melalui jalur darat. Selama di Pontianak kami berpapasan dengan kendaraan pribadi registrasi Malaysia, bahkan ketika keluar dari Kraton. Sempat juga berpapasan dengan bus umum Pontianak – Kuching yang nomer registrasi-nya luar negeri. Saya pikir ini merupakan hal langka, selain di Pontianak dan beberapa wilayah Kalimantan serta (mungkin) di Papua. Selama di Batam sih saya nggak pernah lihat kendaraan pribadi beregistrasi Singapore/luar negeri, kalau kendaraan pribadi build up sih beberapa kali lihat deh di Batam.

Sekarang saya siap – siap untuk packing lagi....Kemana???? Hhmmm...nyoba kereta eksekutif baru...heheheh...nggak ngerti deh sampainya kemana ;-p

Monday, March 9, 2009

Dari Boeing 737 - 300 GA ke Angkot

Menanti lebih dari 5 jam di bandara bukanlah masalah yang berarti bagiku. Jangankan hanya 5 jam, menginap di bandara-pun aku akan menerima nasib tersebut dengan hati gembira! Biarin deh dibilang gak punya kerja’an...hehehe...

Melalui pintu F4 Bandara Soekarno Hatta aku masuk ke ruang tunggu keberangkatan. Check – in di deretan counter penerbangan Garuda. Meluangkan waktu untuk apply Garuda Frequent Flyer, shalat di musholah menghadap pesawat Etihad yang sedang terparkir..serasa banget deh! Keluar dari musholah sempat berpapasan dengan Mendiknas Bapak Bambang Sudibyo yang pastinya juga mau pergi dengan pesawat Garuda.

Nggak terasa ternyata setengah jam lagi daku harus masuk pesawat terbang....duh begitu cepat waktu berlalu, padahal daku lagi mikir-mikir untuk memberikan “surat cinta” kepada sang Kapten. Tetapi mengingat penerbangan yang akan aku tempuh hanya 1 jam 10 menit mendingan nggak usah aja deh.

Dari pintu F6 daku masih harus berjalan lumayan naik turun tangga nggak jelas, dilanjutkan naik bus menuju terminal lain, dan kemudian naik ke pesawat melalui garbarata. Hiiih, berasa naik busway!

Daku benar – benar menikmati penerbangan kali ini. Penerbangan pertamaku ke Pontianak Kalimantan Barat. Cuaca cerah, hamparan awan laksana membentuk Padang Masyar nan terhampar tak berbatas.Makanan yang disajikan oleh pramugari langsung aku lahap, nasi goreng dengan buah pepaya, jeruk serta melon. Daku meminta freshmilk kepada ibu pramugari. Usai makan, masih ada sisa waktuku untuk melihat – lihat aneka barang dagangan yang tercantum di buku inflight shoping. Ada beberapa barang yang ditawarkan menarik perhatianku, antara lain USB Cup Warmer yang berfungsi menghangatkan kopi dengan koneksi USB dari komputer/laptop yang kita gunakan. Kemudian AVIATOR Gents Pilot Multi Time Zone Watch @ Rp 1.550.000 ,-. Ada Estee Lauder Bali Dream EDP Spray 50ml seharga @ Rp 600.000 ,-...ini khusus dijual di Garuda Inflight Shoping or dijual di semua counter Estee Lauder yak? Daku naksir Davidoff Advanture EDT 50ml deh, maksudnya naksir botolnya...en soal wanginya belum jelas, tapi belasan tahun yang lalu daku en my partner memang pengguna parfum/EDT Davidoff seh....

Saat descent and prepare for landing daku merasa kuping dan kening sebelah kanan sakit...hhhmmm gak biasanya gini! Tetapi daku tetap menikmati trafic pattern yang dilakukan oleh sang penerbang. And begitu pesawat menyentuh runway....wwwuuuiiiihh “Caaannntttiiiikkkk...eh Subhanallah.” kalimat itu terlontar dari mulutku. Nyesel gue gak jadi nulis “surat cinta” ke sang kapten!

Di bandara Supadio terparkir helicopter yang terbungkus, Indonesia Air Transport jenis ATR di parkir 8. Hanya berselang beberapa menit dari pesawat PK-GHW yang aku naiki terparkir, menyusul Airbus A319-nya Batavia Air. Benar – benar dapat dihitung dengan sebelah jari tangan berapa pesawat terbang yang berada di bandara Kalimantan Barat ini.

Keesokan harinya koran - koran di Pontianak memuat headline tentang pesawat Batavia dari Jakarta yang ingin mendarat ke Pontianak en muter-muter di Ketapang sebanyak 8x. Andai salah satu penumpangnya adalah daku....wuuuiiih bangga banget dah gw!

Di terminal kedatangan daku menanti jemputan. Halaah telat neh...Mati kutu dah, mendingan waktu jadi anak hilang di Sydney dah! Setengah jam kemudian Mbak Lien muncul bersama sopir angkot! Ampun dah, Mbak Lien mencarter angkot dari Pontianak. Katanya taksi sulit dicari di Pontianak. Belakangan sih baru ngerti bahwa sebenarnya fasilitas kenyamanan untuk Mbak Lien sebagai pejabat (ciiieee...) dari pusat tersedia. Waktu mau ke airport pulang ke Jakarta sih kita diantar mobil yang dikendarai oleh orang dari Pemda Kalimantan Barat, naik Xenia merah bernopol KB.

Back to Jakarta daku nggak naik Garuda lagi, dan pastinya juga gak naik angkot! Daku dapet tiket promo Sriwijaya Air B 737 – 200. Pontianak – Cengkareng cuma Rp 334.000 ,-. Dapat 2 jenis snack dan air amidis gelas. Murah meriah selamat, walaupun pakai acara delay! Perjalanan ke Jakarta juga tak kalah indahnya, apalagi sempat menyaksikan sunset dalam posisi di atas awan juga.

Camera “kwaci”-nya Amel berulang kali daku pakai jeprat jepret selama penerbangan. Wuuuiii...rasanya daku sudah berada di pintu surga deh.  Ah penerbangan memang merupakan momen yang membahagiakan dalam hidupku. Rasanya dalam waktu dekat ini daku mau terbang lagi aaaahhh....hhhmmm kemana ya?!   
  

Sunday, February 15, 2009

Galuh ke Harvard

Impianku untuk segera menuntut ilmu di Harvard University diwujudkan (terlebih dahulu) oleh keponakanku, Galuh. Rencanaku memang sekedar menuntut ilmu dengan berbagai cara, bukan mengambil long course atau kuliah lanjutan yang memerlukan waktu bertahun-tahun.

10 February 2009 Galuh bersama dengan 8 mahasiswa UGM lainnya berangkat dengan pesawat Qatar menuju Doha dan dilanjutkan ke New York City. Setelah bermalam di New York barulah mereka melanjutkan ke Boston – dimana Harvard University berada. Di Boston selama 10 hari dia menginap di Radisson Hotel.

Ini bukan pertama kalinya Galuh ke USA. Ketika balita Galuh bermukim di Pitshburgh Pensylvania bersama kakakku dan kakaknya, Yudist – menemani ayahnya yang mengambil Master di Carnegie Melon University. Ketika itu aku juga nyaris menuntut ilmu di Pitshburgh University (Gak perlu daku cerita gimana akhirnya gak sampai belajar disana! ;-D Hehehehe...pas Galuh pamitan nyokap juga sempet “protes”, katanya : “Dulu Anna juga harusnya sekolah ke Amerika nggak bayar....blablabla...”)

Siang sebelum berangkat Galuh mampir ke Pulomas mengendarai sendiri Altis-nya. (Pamit or nyari cemilan, Luh?! ;-p). Sebenarnya daku mau ikut ke airport, tapi sepertinya Innova-nya gak cukup karena 4 temannya dan luggage-nya segede “gaban”...ampun dah, 2 minggu aja seperti orang mau pindahan.

Meskipun menuntut ilmu di Harvard University merupakan impianku, tetapi daku senang banget karena yang mewujudkannya adalah keponakanku sendiri, gratis dan hasil seleksi yang ketat, plus membawa nama bangsa. Bersama 8 Mahasiswa UGM Galuh akan mengikuti ‘Harvard National Model United Nations 2009’. Galuh sendiri yang berasal dari Fakultas Ekonomi, en yang lainnya dari jurusan Hubungan International. Dulu sih Galuh juga diterima di UI Fakultas Psikologi Program Internationalnya .... tapi syukurlah dia malah ambil FE UGM-nya. Khan tetap memiliki akses international dengan mudah.

Tapi impian itu tetap tidak tercoret di daftar dong....sampai  siang daku minta agar ibu ngedoa’in. Iye soalnye emak gue tadi bilang katanya gue malah kagak pernah ke Harpard...langsung aja gue todong emak bedoa supaye gue bisa ke Harpard. Eh emak gue bilang katanye semue ortu pasti ngedoa’in anak supaye jadi anak baek dan selamet. Langsung gue jawabin aje,”Udah,Maaaak...kalu nyang ntuh mah udah. Buktinye daku jadi anak baek, en Alhamdulillah juga selamet-selamet aje. Nyang belon pan kuliah di Harpard. Doa’in daku ke Harpard ya, Maak....Daku perlunye ke Harvard sekarang....Doa’nye daku ke Harvard ye,Maaakk....” Daku sampai memohon ke emak. Emak mah cuma melongo ...tapi mudah-mudahan emak mendoakanku agar aku segera bisa menuntut ilmu di Harvard. Ammmiiiiinnnn......

En tanggal 14 daku sms Galuh : “Di Amrik valentinan dong...Skalian doa’in daku ke Harvard spt org naik haji minta dipanggil tuh.En segera beli oleh2 utk daku..hehe.”

Ngingetin dia aja sih...mudah2an oleh2nya bukan gantungan kunci kepala Obama ;-p Daku sih mintanya t-shirt Harvard University – dulu pernah dioleh-olehin sama emaknya – tapi kata Galuh kaos seperti itu udah banyak di ITC. Yeee...”aroma”-nya khan beda, Luh ;-p

Monday, January 12, 2009

Dulu dan Kini Band Fave

Dapat tiket nonton Malam Penobatan Pemilihan Cewek ala Model salah satu majalah franchaise dari Amrik sono. Cara ndapetin tiket gratis caranya kirim data diri ke redaksinya lantas bagi yang beruntung bisa mengambil undangannya di kantor redaksinya.

      Daku termasuk ‘yang beruntung’ mendapatkan tiket tersebut, sedangkan Jeng Yuli nggak dapet. Entah apa kriteria untuk mendapatkannya. Yang jelas daku kebayang bakal cengok berat dateng ke acara seperti ini sendirian. Berasa kurang kerja’an, tapi mengingat yang bakalan manggung diantaranya JAVA JIVE dan Yovie ‘n Nuno jadilah daku bela-belain. Dua group musik favorit-ku kini dan 14 tahun yang lalu! Weeeesss...ternyata JAVA JIVE masih okeh loh! Gak kalah dah dengan grup band masa kini, bahkan lebih keren dah!

      Suatu gedung di dalam kompleks Hotel Nikko Jakarta. Bayangan cengok sebelum pertunjukan ternyata terjadi. Pengunjung tidak diperkenankan masuk ke ruangan terlebih dahulu, kecuali pers dan VIP. Hhhmmmm...daku sih merasa didiskriminasikan lantaran nggak dikasih goodie bag. Menyolok banget soalnya, yang lain pada bawa goodie bag segede gaban, eh daku lenggang kangkung gituh. Mau ngomel juga lucu aja karena ngomel-ngomel sendirian. Kalau gak inget 2 grup band yang akan tampil seh mendingan daku kabur pulang. Untungnya Prince of Frog menelpon aku dari Surabaya, walaupun nelponnya juga sambil ngeledekin lantaran daku dateng ke acara ‘gambreng’ gituh sendirian.

      Jam 7 lebih banyak kami dipersilakan masuk ke ruangan yang gelap, namun di dinding ditata lampu ala bintang berkelip serta ruangan seperti dalam hutan – full dengan suara jangkriknya. Daku dapat duduk di sisi kanan panggung, berseberangan dengan Nadine Candrawinata,Julia Estelle, Karenina...en beberapa public figure lain.

      Penampilan pertama : “Inikah gerangan cinta....” huuuuiiii...daku histeris dalam hati begitu JAVA JIVE muncul.Mau teriak-teriak juga susah, penonton boleh deh bajunya pada nyablak...namun gaya menonton benar-benar di jalan yang lurus dan benar. Disusul lagu ‘Kau Yang Terindah’ penonton masih aja stay cool....hhiiiih. Daku nggak tahan untuk melenggok – lenggokkan badan, bergaya ala Maudy Kusnaedi di video klip lagu tersebut yang seringkali tayang dan menjadi hits di sekitar tahun 1994. ‘Kau Yang Terindah’ salah satu ‘lagu kebangsaan’ sebagian mahasiswa mahasiswi Indonesia di New Zealand.”Kau yang disana terpisah jarak waktu...aku disini merindukan bayangmu....”

      Oh iya, saat lagu ini dinyanyikan maka 12 finalis berjalan di stage. Fashion show, tentunya – bukan main bola dengan 1 pemain cadangan ;-p

Setelah JAVA Jive menyelesaikan lagu-nya, MC : Ayu Dewi (FFF 2006) dan Melaniy Ricardo muncul di stage, memperkenalkan dewan juri yang berjumlah 9 orang. Kemudian JAVA Jive tampil kembali membawakan 2 lagu dari album teranyarnya. JAVA Jive selesai nyanyi, Dewi Sandra muncul. Ngapa’in Dewi Sandra muncul? Nyanyiiilllaaaahhh, mosoq maen debus ;-p Seperti biasa gayanya dengan para penari latar jungkir balik yang bagi orang yang nggak terbiasa sih bakalan bikin keseleo. Atraktif sih, tapi bagiku yang hanya beberapa meter duduk dari mereka jadi risih melihat aurat mereka yang ‘over expose’ itu. Lagu berikutnya, I.L.U...(eh itu mah lagunya Afgan!), maksudnya I Love You yang energik.

      Penjurian finalis dengan tanya jawab di stage, pastinya di depan public. Jujur aja deh, daku merasa nggak sreg dengan jawaban para finalis (Weeeiii...juri-nya bukan elu, An! ;-p). Tapi demen juga sih ndenger jawaban mereka yang hancur total tapi mereka jawab dengan yakin-nya! Mudah-mudahan sih karena faktor ‘belum matang’ aja deh, karena aku lihat justru celetukan-celetukan Sang MC yang keduanya merupakan alumni ajang ini terdengar cerdas tanggap walau terkadang ‘ngawur’, ngawur yang nggak hancur...hahahaha.

      Oh iya, penampilan Yovie ‘n Nuno yang paling daku tunggu. Lagu pertama yang dikumandangkan adalah : ‘Dia Milikku’ feat.Dewi Sandra. Dilanjutkan lagu yang kata Yovie terinspirasi dari Aa’ Gym (Gue gak tauk dah si Yovie ngomong ini becanda or beneran.), Menjaga Hati....’Biarlah aku menjaga perasaan ini ...ooo..menjaga sepenuh cinta yang engkau beriii...Engkau pergi aku tak ‘kan pergi...Kau menjauh aku tak ‘kan jauh...Sebenarnya diriku masih mengharapkanmu...’. Melihat penonton yang ‘menjaga suara’ Dikta ngomong,”Mana nih suaranya??? Nyanyi sama-sama yuuuk...”, en Yovie sampai nyahutin,”Biarin aja deh, nyanyi-nya pada dalam hati aja...”...Iiiih, kalau daku saat itu yang jadi penyanyi-nya sih, bakalan tuh para penonton gue timpuk pakai microphone (Makanya Tuhan belum ngizinin elo jadi penyanyi top, An...niat loe udah ketahuan seh?! ;-p)

      Finalis tampil menggunakan busana malam (yang bukan piyama or daster) berwarna putih diiringi alunan ‘Janji Suci’-nya Yovie ‘n Nuno. Soal lagu ini, setahun yang lalu daku merasa ‘biasa aja’ terhadap lagu ini – bahkan Yanti udah ‘maksa-maksa’ supaya aku suka, tapi tetap aja ‘biasa aja’...eh akhir-akhir ini kok jadi suka yaaa?? hehehe...telat banget!

      Ketika pemenang diumumkan ternyata ‘tebakan’-ku nggak meleset, tetapi bukan berarti daku menjagokan yang menang loh. Tetapi daku seh gak mau menilai or berpresepsi karena keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat. Daku sih berhak aja nggak sreg dengan pemenangnya, tapi apa gunanya seh sreg or nggak sreg?! Hehehe...yang penting daku hepi-hepi aja waktu keluar ruangan diiringi Yovi ‘n Nuno dengan Juwita-nya.Serta dipintu keluar daku baru dikasih goodie bag yang langsung daku ucapin,”Sisaaa niii yeee....” (hus! Bersyukur loe masih kedapetan!)


*Poto diambil dari web majalah penyelenggara. Bukan yg juara utama yang daku ambil...yang wajah khas Indonesia dgn pakaian gak seksih2 amat dah yang dipasang ;-)