Thursday, November 5, 2009

Landing @ Sultan Hasanudin Airport (Oh Shukoi....)

Rasanya saya merasa nggak sia-sia begadang di SoeTa Airport menanti penerbangan ke UPG. Waktu antri masuk terminal keberangkatan sih udah under estimate dengan airlines yang belum terlalu saya kenal, ExpressAir. Sedikit “curiga”-lah dengan kemurahan harga tiket pesawatnya dibandingkan airlines lainnya, tetapi begitu saya ke forum – ada sedikit berita dari teman yang sudah saya kenal lama. Memang sih beritanya tentang tergelincirnya pesawat airlines ini di Papua, tetapi “rekomendasi” lain lebih menguatkan saya karena pesawat yang mereka gunakan adalah pesawat baru – walau kecil dan pilot-nya kebanyakan bule’ serta pastinya mereka biasa melakukan penerbangan area Timur Indonesia, khususnya Papua yang bikin kebanyakan pilot manapun mengucurkan keringat bergalon-galon jika ingin landing. Jangankan pilot yang menggunakan real aircraft, menggunakan simulasi Microsoft flightsim aja mereka “kejang” jika diharuskan landing di runway yang lurus dan benar. Runway diapit beberapa gunung dan jurang terjal? Mau dari mana landingnya??? Kalau pesawat bisa ngebor kayak Inul sih mendingan digoyang langsung ajah ;-p

Back to topic, why I feel gak sia – sia begadang di airport Soeta??? Bagi backpackers begadang atau bahkan menginap di bandara bukanlah permasalahan. Sebenarnya bagi saya yang cinta mati dengan dunia penerbangan juga gak masalah begadang di bandara. Selama bandara tersebut Auckland International Airport, Changi Singapore or Schipol Amsterdam. Saya jabanin dah mau berapa lama juga kalau di airport tersebut. Nggak sekali dua kali saya harus berlama-lama di airport atas keinginan sendiri. Tapi ini di Terminal 1 B, Maaaaannn…..Nggak banget!

Tetapi ternyata ketidak nyamanan itu berbuah sangat manis buat saya. Why??? Ini sebabnya :

  1. Ground staff-nya ganteng! Halah gak penting..xixixi…yang penting dia memperlakukan saya dengan baik setelah beberapa calon penumpang ribut dengannya. Biasaaaa…gara-gara barang yang mau mereka bawa ke cabin.
  2. Flight Attendant yang berjumlah 4 cewek melayani dengan wajar. Mereka bersikap biasa saja, nggak ada senyum artificial/nggak sok ramah tapi juga nggak judes. Normal-normal ajah gituh,,,,
  3. Aircraft yang saya naiki 737 – 500 berkonfigurasi 3 – 3 dan saya kebagian di seat 11F,pas dibelakang pintu keselamatan darurat. Lima orang di depan saya turis asing, dan disebelah kiri saya duduk sepasang cowok – cewek asal Belgia yang lama tinggal di Jerman dan mau ber-diving ria di Sorong selama 2 minggu. Sempat chit chat-lah sedikit dengan bule’ cewek.
  4. Saya dan bule’ cewek itu sempat kaget ketika disodorin secangkir air panas oleh FA,padahal yang kami minta adalah segelas kopi. Hanya beberapa detik kami disodorkan coffie mix yang bikin kami berdua nyengir bebek….Baru sekali-sekalinya naik pesawat disuruh nyeduh kopi…hahaha…
  5. Menikmati sunrise dari udara??? Momentum-nya memang tepat, namun secara visual tidak saya dapatkan. Barangkali bisa di dapat jika saya nangkring di cockpit, tapi….dduuuuh, kenapa gw gak nulis “surat cinta” ke kapten-nya seh tadi??! Soalnya daku pikir kapten-nya orang bule’ ,eh ternyata Kapten Nyoman yang orang Bali dan FA yang woro-woro adalah Ratna yang gaya ngitung pax-nya asyik banget pakai mesin count yang biasa dipakai jama’ah haji zikir tuh…(Biasanya saya mendapatkan momentum dan keindahan visual sunrise saat penerbangan dari dan keluar negeri…yang pasti romantis abis…inget para mantan dan merasa bahwa surga begitu dekat….)
  6. Pagi itu awan seakan membentuk negeri dongeng. Saya seakan melihat mini padang masyar yang dipakai oleh warga Negara dongeng fable yang begitu fantastic kisahnya. Yup, imajinasi liar itu berlari-lari tidak saja di pikiran saya, melainkan juga di visualisasi saya.
  7. Desscent…secara visual saya dapat melihat aneka pulau kecil dan resort di dekat Pulau Sulawesi. Indah dan terlihat sedemikian ditata, bahkan banyak yang terlihat kolam renang membiru…entah milik siapa. Yang pasti milik Allah SWT ;-d
  8. Approach Landing….Subhanalaaaaahhh…rasanya saya ingin lompat melihat runway Sultan Hasanudin yang membentang menyambut kami. Dari seat saya tervisualisasi begitu nyata. Saya merasakan feel untuk mengikuti PAPI (Karena hari sudah terang, sinarnya terpadam). Pesawat descent perlahan, saya merasakan sekaligus mempelajari apa dan bagaimana sang kapten mengikuti instruksi ATC/approach landing. Tears Drop dilukis oleh gerakan tubuh aircraft, terbaca jelas manis jika dibentuk di secreen computer. Pesawat-pun menyentuh dan melaju diatas runway. ASLI jelas banget saya merasakan setiap gerakannya.
  9. Welcome to Sultan Hasanudin International Airport. Airport yang sudah  saya visualkan dan terbangi melalui Microsoft Flight Simulator itu telah dihadapan . Kali ini visualisasi saya menyapu nyata ke setiap sudut runway nyata dan sekitarnya. Saya memekik kecil begitu melihat hanggar yang berada dekat dengan pesawat melintas. Sang Sukhoi seakan menanti saya. Impian yang tergores dalam kehidupan saya sejak 3 tahun lalu itu akhirnya tercoret dan disudutnya tertulis “Oke,5 November 2009”.
  10. Sang Sukhoi seperti mengerti. Dengan gagahnya satu Sukhoi berdiri di dekat runway…seakan menyambut kami. Tampak bersih, mengkilap pesawat buatan Rusia yang pembeliannya menimbulkan fenomena di negeri tercinta ini.”Mereka” memang menghuni Squadran 11 Hassanudin. Sejak 3 – 4 tahun lalu saya bertekad untuk melihatnya dengan mata kepala sendiri di Sultan Hasanudin (bukan di pameran – atau di Skuadron lain) walau tidak mengerti scenario apa yang Allah berikan kepada saya untuk melihatnya tetapi saya yakin Allah pasti akan memberikan kesempatan itu ke saya seperti Allah memberikan saya kesempatan terbang menggunakan F-28 kepresidenan dan petinggi negeri dengan dipiloti oleh pilot kepresidenan di Squadron 17 (ditempatnya). Visualisasi saya melumat pesawat itu. Sempat memotret dengan kamera kwaci yang buru2 saya ambil dari tas…namun tidak berharap hasil rekam visual yang baik ;-)
  11. Sukhoi 2703, 2704 and 2705 is ready to fly from Russia to Makassar, Indonesia on December 2009,…>>> Dapet berita ini dari forum TNI-AU. Wuuiiii…salah satu Sukhoi jenisnya sama dengan tanggal lahir daku! Kereeeennn…. (Nelpon Zaki gak ya?! Biar kalau Mas Affan masih di Makassar,aku minta dinaikin Sukhoi….halah,kalau nggak mabok sakti banget yak?)
  12. So karena itu semua daku jadi bisa nyantai aja nggak dijemput di Sultan Hassanudin International Airport, dengan perasaan girang karena melihat Sukhoi di “rumahnya”, daku naik taksi ke Hotel Santika Makassar. Hehehe…jatuh cinta-nya berasa banget yak?! Kalau dulu khan orang bakal girang banget kalau bisa ngelihat genteng rumah orang yang kita taksir,,,,en gimana kalau lihat orang yang kita taksir seakan menyambut kita di rumahnya. Waaah, gak sempat ngobrol sama yang kita taksirlaaaah, keburu pingsan karena girangnya. Barangkali seperti itulah rasa saya saat itu…hahaha… (Kalau gak lihat Sukhoi pasti gue uring-uringan minta dijemput,emangnya gw jalangkung yang datang gak dijemput en pulang gak dianter!? ;-p)

 

Dengan kebahagiaan tersendiri saya-pun tidur seharian siang itu. Hei, saya jadi ingat mimpi saya beberapa hari lalu di Jakarta – yakni mimpi terbang….

Impian saya tercoret satu demi persatu…semoga impian tersebut terus mengalir dan tercoret (karena terwujud) hingga saya berpindah ke dunia yang lain, walaupun ada beberapa mimpi yang saya hapus sebelum saya berusaha untuk mewujudkannya. Terhapus bukan karena kepengecutan saya takut tidak dapat mewujudkan mimpi itu, melainkan karena saya yakin Allah akan terus memberi saya kekuatan untuk mewujudkan segala impian saya.

Allah beri saya kekuatan dalam hidup di dunia ini dalam mewujudkan aneka impian, dan bukan kemudahaan yang Allah berikan – karena saya yakin Allah selalu memberi kemudahan kepada umat ciptaan-NYA. Allah tidak pernah mempersulit makhluk ciptaan-NYA. Saya yakini hal tersebut. Oleh karenanya kekuatanlah yang saya minta dari Sang Maha Perkasa….