Rating: | ★★★★ |
Category: | Restaurants |
Cuisine: | Other |
Location: | Jln Pajajaran , Bogor - Jawa Barat |
Jam 15 siang kami sampai dan masih banyak pengunjung yang sedang menikmati makanan. Kami dipersilakan menunggu sejenak agar para petugas resto dapat menyusun meja dan kursi yang akan kami pakai (Berhubung kami datang 20 orang tanpa reservasi). Tak lama kami dipersilakan masuk dan duduk di “teras” luar samping tanpa AC. Rombongan kami duduk menunggu,hanya Mas Tunggal, Mbak Rita en daku yang menuju makanan – makanan yang dihidangkan berderet di ruangan utama resto tersebut.
Desain resto agak minimalis. Sebenarnya nggak 100% traditional, tetapi menunjukkan Indonesia banget, karena di hampir setiap dinding terdapat foto – foto besar kegiatan masyarakat traditional Indonesia, misalnya : foto proses pembuatan gula merah oleh penduduk desa Indonesia, para nelayan di satu desa Indonesia yang sedang turun ke laut hingga memperoleh hasil tangkapannya, kegiatan di jalan seperti becak – sepeda ontel, dll. Khas suasana masyarakat pedesaan namun disuguhkan dengan gaya gak murahan. Top banget!
Makanan berderet dengan menu Sunda yang hampir lengkap.Saat itu kami memesan ati ampla, usus ayan goreng, ayam bumbu desa, paru goreng, ayam bakar, gurame goreng cobek, tempe goreng,perkedel jagung, tumis genjer,jamur merang,tumis cumi sotong,petai goreng/rebus, tumis paria, pepes tahu, udang goreng tepung, sayur asem, cumi goreng, pepes nasi plus masing – masing mendapat jatah nasi liwet teri yang gurih. Lumayan banyak khan menu-nya, padahal menu yang kami pesan belum ada separuh dari menu yang tersedia. Kami memang mengordinir pesanan, makanya hanya Anna, Mbak Rita dan Mas Tunggal yang memesan makanan. Kalau semua memesan...wah bisa kalap tuh pesanan 20 orang. Dengan jumlah porsi sekitar 1 sampai 9 porsi (paling banyak Ayam Bumbu Desa yang 9 porsi) plus nasi liwet 28 porsi dan minuman 32 Es Teh Manis + 8 Es Teh Tawar + 1 juice Alpukat maka total yang harus kami bayar Rp 852.885 ,- (Nggak terlalu expensive-lah buat resto yang “rating”-nya masuk ‘the best’ Java Kini.)
Bumbu Desa Kedai ini dalam waktu dekat akan membuka cabang di Kelapa Gading...cihuuuy dekat rumah!
*** Catatan buat mengingatkan diriku pribadi :
Kami ke Bumbu Desa seusai berkunjung ke Warso Farm, kebun duren di Bogor yang lagi sering diliput media.
Ke Bogor dalam rangka liburan lebaran dengan menggunakan 3 mobil keluarga, terdiri dari :
Yang di mobil APV : Gege, Arun,Kany,Aril,Dian,Anna,Fajar dan Sony.
Yang di mobil Vios : Ibu,Mas Sentot,Mbak Naning,Mbak Wien.
Yang di mobil Tavera : Mas Tunggal,Mbak Rita,Mbak Lien,Sekar,Seno,Dimas,Bimo,Asti.
Keluar dari Bumbu Desa kami rombongan APV dan Tavera sempat mampir di Macaroni Panggang untuk membawa pulang macaroni schotel yang ngetop pisan itu, tetapi kami harus menunggu lebih dari 1 jam. Nggak-laaahhh yaaaa....mendingan balik ke Jakarta langsung ajah dah, meskipun sesungguhnya daku lagi pengen banget makan macaroni ala MP.
enak bgt tuh MP katanya.
ReplyDeleteNggak ah..menurut gw sih biasa aja,tp justru "biasa" jadi gw suka kangen ;-)
ReplyDeleteYang gw suka dari MP karena macaroni-nya tanpa sosis en daging asap.
wah, tau bgt soal MP loh, keknya musti jadi guide n traktir gue ke sono neh :)
ReplyDeleteHyyyuuuukkk...soal traktir mah seharusnya yg jadi guide yg dibayar ;-)
ReplyDelete