Tuesday, March 11, 2008

Ayat Ayat Cinta 5 Tahun Lalu

Menonton film Ayat Ayat Cinta bagi Anna merupakan menyaksikan prediksi lima tahun lalu. Yap, 5 tahun lalu Anna sempat "melarang" Kang Abik mengikutkan naskah novel AAC ke satu lomba penulisan novel. Mengikutkan karya fiksi ke suatu lomba bagiku pribadi berarti "membunuh" kreatifitas ke lahan yang lebih luas lagi.
5 tahun lalu aku membaca novel AAC. Jangankan berbentuk buku, naskah tersebut aku baca di layar computer langsung! Membacanya-pun "dikejar2" Kang Abik (panggilan Habiburrahman el Shirazy, pengarangnya) yang seringkali menelpon dan mengirim sms meminta kritik dan koreksi. Memang saat itu Kang Abik mengatakan bahwa naskah tersebut sebaiknya aku print out dan biaya nge-print-nya akan diganti. Tak perluluah, dengan membaca terawal saja sudah melebihi dari materi sebesar apapun ;-)
Ketika Kang Abik meminta saranku apakah naskah ini lebih baik diikut sertakan ke suatu lomba aku-pun menjawab. Kucurahkan semua apa yang akan aku perbuat andai naskah tersebut merupakan karyaku. Subhanallah, ternyata pikiran kami sama!
Tahun lalu Kang Abik menelponku. Minta direkomendasikan artis pemeran Aisha. Bahkan Kang Abik minta pemerannya adalah orang yang aku kenal! (Soal ini aku tidak akan bercerita banyak......)
Alangkah full senyum-nya aku saat mengetahui bayangan-ku 5 tahun lalu akhirnya terjadi semua! Ini-lah salah satu hal yang membuatku bahagia....kesuksesan teman seperjuangan, walaupun aku belum menulis cerita se-fenomenal mereka ;-)

Di novel AAC cetakan pertama aku menuliskan endorsment di cover belakang. Ini mengejutkanku sampai aku "protes" ke Kang Abik di Bandung, mengatakan bahwa aku "belum layak" menerima penghargaan tersebut.

Endorsment tsb :
"Membaca novel ini, nutrisi cinta seakan mengalir memenuhi jiwa. Dan pikiran kiat terpenuhi oleh berbagai pengetahuan dan wawasan. Inilah karya fiksi yang tidak 'mengelabui'. Bagus sekali."
ANNA R. NAWANING
Cerpenis dan Penulis Sastra Islami

Namun dasarnya Kang Abik orang yang berbudi, di buku 'Fenomena Ayat Ayat Cinta' sang adik "diperintahnya" untuk menuliskan namaku. Inilah sedikit cuplikan di buku tersebut :

Pembaca yang budiman.

Tentang fenomena Ayat Ayat Cinta ini, ada cerita menarik bagaimana sebelum ia dimuat bersambung di Republika dan pada akhirnya diterbitkan Republika bekerjasama dengan Pesantren Basmala. Cerita ini adalah mengenai penilaian Mbak Anna R.Nawaning tentang Ayat Ayat Cinta.

            Waktu itu kira – kira awal Januari 2004. Saya dan Kang Abik ke Jakarta memang untuk bertemu dengan Mbak Anna R.Nawaning. Kami janjian bertemu di salah satu kantin di FEUI Depok. Kang Abik saya temani bersama Akhi Sigit Yunanto,SE.Akt. aktivis Pesantren Basmala di Jakarta, sedangkan Mbak Anna bersama temannya, seorang akhwat. Oh ya, Mbak Anna ini adalah salah satu pengurus FLP Pusat yang sudah biasa malang melintang di dunia bisnis. Kami bertemu Mbak Anna ingin tahu komentar dan sarannya mengenai “prospek” Ayat Ayat Cinta ke depan.

            “Subhanallah Ustadz, novel Ustadz ini luar biasa. Bila diterbitkan saya yakin akan meledak di pasar melampaui novel – novel yang saat ini booming. Kalau aku jadi Ustadz, aku akan terbitkan sendiri, aku akan pasarkan sendiri, dan akan aku cetak seeklusif mungkin. Novel Ustadz itu abadi. Dibaca kapan saja tidak masalah. Dan secara market pasti meledak. Kenapa tidak Ustadz terbitkan sendiri saja?” ujar Mbak Anna pada Kang Abik.

            “Alhamdulillah, kalau begitu saya semakin mantap, Mbak. Syukran atas pendapat dan bantuannya,” jawab Kang Abik kalem.

            Ternyata penilaian Mbak Anna itu tak jauh berbeda dengan penilaian Ustadz Fauzil Adhim yang sudah kami terima sebelumnya. Setelah itu hampir setiap tokoh dan sastrawan kami mintai endorsement dan bersedia memberikannya, berkomentar dengan nada yang sama. Kang Abik tentu sangat bahagia dengan penilaian – penilaian itu.

            “Semoga Ayat Ayat Cinta membawa kebaikan bagi umat,” kata Kang Abik suatu hari.

            Dan nyatanya , prediksi Mbak Anna itu sama sekali tidak meleset.

[Hal 143 – 145 Buku Fenomena Ayat Ayat Cinta, penulis : Anif Sirsaeba El Shirazy, mengenai Novel Ayat Ayat Cinta/Best Seller Nasional Novel dan saat ini juga menjadi Best Seller di Malaysia  karya Habiburrahman El Shirazy, novelis dan sarjana University of Al Azhar – Mesir]

4 comments:

  1. wes... mba anna kereeeeeeeeen...

    ratih lebih suka novelnya daripada filmnya ...

    btw baru lagi BGnya

    ReplyDelete
  2. heh, setidaknya dikau harusnya bs nulis yg paling ga bs mendekati AAC bukan naskah lo yg ditulis brg penulis sapa tuh yg tinggal di ciganjur... kebanting bgt getuh! ^,^

    ReplyDelete
  3. Novelnya emang keren...bahasanya "dalem" banget en risetnya mantap, tp film-nya juga lumayan kok kalau dibandingkan film Indonesia lainnya...hehehe...
    Iya nih, ganti2 BG biar ide ngalir mulu...;-D

    ReplyDelete
  4. Gaya nulis org khan beda2, Jeng ;-)
    Lah kalau mau ngebandingin AAC sama tulisan daku en penulis yang tinggal di Ciganjur itu mah sama aja kita lomba balap karung lawan siput en kijang...ah pokoknya beda kriteria-lah, makanya yg tulisan sama penulis Ciganjur itu gw mau mantap di "kelas"-nya ;-)

    ReplyDelete