Rating: | ★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Biographies & Memoirs |
Author: | Mataharitimoer |
Novel ini asyik, based on true story mantan aktivis Islam garis keras lebih dari 10 tahun. Menurut Herawatmo dari Rakyat Merdeka Online gaya penulisan dan isi novel membuatnya patut disandingkan dengan Atheis-nya Achdiat K.Mihardja...Sungguh Dasyat! Sayang kalau buku ini hanya dinikmati kovernya saja... (Wah, aku belum sempat membaca Atheis,tapi memang buku ini sayang kalau dinikmati kover-nya saja yang justru terkesan “sangar”)
Setelah membaca novel ini maka semakin-lah aku terhadap kelompok ini. Penulis novel ini memaparkan dari awal hingga ia keluar dari kelompok pergerakan underground yang mempunyai tujuan makar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dijelaskan bahwa beberapa puluh tahun lalu pergerakan ini memiliki tujuan yang baik, namun perpecahan terjadi (dan dimanapun yang namanya oknum selalu saja ada selama kita masih berada di dunia) dalam tubuh pergerakan bawah tanah ini yang mengakibatkan pergerakan ini menjual agama demi kepentingan pribadi para pemimpinnya. Hingga tujuan pergerakan saat ini sudah tidak murni lagi, bahkan cenderung menzhalimi orang di luar kelompoknya. Salah satu kezhaliman yang mereka lakukan adalah menganggap orang yang belum bershahadat disaksikan kelompoknya masih kafir. Wanita dapat menikah tanpa wali apabila wali-nya belum masuk dalam kelompok ini. Suatu hal yang melanggar rukun nikah dalam Islam bukan? Kezhaliman yang mereka lakukan juga dengan mengatakan bahwa sepasang suami istri masih melakukan zinah apabila “hanya” menikah di KUA – bukan di Lembaga Munakahat, lembaga pernikahan kelompok mereka.(Dari sini juga aku jadi inget peristiwa di Jogjakarta, waktu aku naik taksi tukang taksinya bilang kalau tetangganya berjilbab banyak yang hamil diluar nikah. Bikin muka daku panas dengarnya. Sekarang aku ngerti deh, bahwa mereka mungkin sudah nikah tapi di Lembaga Munakahat ini – bukan di KUA sehingga tidak ada orang lain yang mengetahui, termasuk keluarganya yang bukan kelompok ini! Hiiii...salah satu “manfaat” menikah khan menghindarkan fitnah, kok malah menciptkan fitnah gini seh?)
Royan, tokoh utama novel ini tergambar kritis dan cerdas walaupun tidak berpendidikan tinggi. Barangkali hal tersebut refleksi dari kegemaran membaca yang dibiasakan oleh ibu-nya. Walaupun menyimpan trauma, tidak ada kesan Royan menjelek – jelekkan kelompok ini, namun tetap ia menyatakan bahwa banyak penyimpangan ajaran Islam dalam kelompok ini, dan itu dapat diketahui apabila orang yang masuk di dalamnya kritis dan cerdas.
Kelompok bawah tanah yang sejak dulu gembar gembor ingin menggulingkan kekuasaan Orde Baru (khususnya Bpk Soeharto), namun saat Presiden ke-2 RI lengser di bulan Mei 1998 tidak ada satu tokoh dari kelompok bawah tanah ini yang terlihat oleh Royan. Padahal menggulingkan pemerintahan yang thagut (maksudnya RI) merupakaan “tema utama” pergerakan ini.
Halaman 363: “Yang membuatku masih terus bertanya – tanya adalah, hingga saat ini mereka masih eksis dengan rutinitas pergerakan yang tak pernah berubah.Entah apa yang sekarang menjadi tema perjuangan mereka. Mungkin para pemimpin sakralnya saat ini sedang sibuk mencari dalil dan dalih agar “sumber kehidupannya” tak punah dan tak ditinggalkan oleh semua kader – kader itu mengetahui dengan siapa sebenarnya mereka berpetualang, dimana sebenarnya mereka berkubang........
Yang pasti buku ini sangat perlu dibaca oleh para mahasiswa/mahasiswi yang sedang menjadi jati diri dan kebenaran hakiki agar kuat memiliki pegangan jika ada orang dari kelompok ini yang “menghujani” mereka dengan ayat – ayat Al Qur’an namun hanya demi kepentingan kelompok mereka.
Beberapa endorsment pada buku ini
Novel yang sangat menarik! Kisah aktual dari dunia yang penuh misteri, ganas,eksklusif, mengatas namakan Tuhan – sebuah perbuatan yang berlawanan dengan ruh Al Quran tenatng cara damai dan beradab dalam mencapai sebuah tujuan...
-Ahmad Syafii Maarif, Sesepuh Muhammadiyah
Makna jihad yang sering dipahami dengan salah kaprah oleh banyak orang dibongkar dengan unik oleh Mataharitimoer.
-Enison Sinaro, Sutradara Film Bom Bali Long Road To Heaven
Baru kali ini ada sebuah buku yang memaparkan kehidupan seorang manusia yang sangat tersembunyi.
-Alchaidar, Mantan Aktivis NII (Negara Islam Indonesia
Novel ini membuka tabir sebuah gerakan yang mengklaim kebenaran hanya ada dipihaknya.Sungguh menggugah.
-Herry Muhammad, GATRA
Membaca novel ini akan menambah wawasan bagaimana serunya pergolakan dalam sebuah harakah (gerakan)
- Fauzan Al-Anshari, Juru Bicara Majelis Mujahidin Indonesia
aduh tulisannya kecil2, gak bisa baca neeeh...
ReplyDeleteTinggal di copy paste trus pindahin ke word...trus baca deh ;-D
ReplyDeleteRepot dikir napah sih? hihihi....
Iya nih tulisannya terlalu kecil,ntar aku cari thema lain deh yg lucu.
sebuah review yang bagus! terima kasih ya!
ReplyDeleteTerima kasih kembali.
ReplyDeleteGak ngira nih penulis-nya nemu aja review-ku ini ;-)
Ass.Wr.Wb.
ReplyDeleteSaya jadi penasaran ingin baca buku ini. Saya ingin tanya sama penulis : Sekarang apa yang anda cari ? Kebenaran seperti apa yang kau yakini sekarang ? Kalau gak salah, sekarang jadi trauma dengan "Gerakan Islam", apa sekarang jadi "muslim anak manis" gitu ? Menurut saya, Gerakan Islam itu harussssss ! cuma gerakan seperti apa yang betul, itu yang harus dicari. Kita kan punya Allah, Tempat kita bergantung, Tempat kita meminta, jangan lupa, yang akan selalu menunjuki kita kepada jalan yang lurus, apapun yang kita lakukan berdasarkan apa yang kita yakini, itulah yang akan dinilai oleh Allah. Jadi teruslah mencari, putus asa dari rahmat Allah itu dosa !!!!!!! Tidak sama orang yang diam dan berbuat. Orang yang diam tidak jelas ideologinya, tapi orang yang berbuat sudah ketahuan ada yang dicarinya, walaupun yang didapatkan masih salah, amal shalehnya tidak hilang, sedang yang diam (tapi suka sekali menilai, padahal tidak juga berpengetahuan mengenai itu) tidak ada nilainya....