Tuesday, May 29, 2007

Pirates of Caribbean : At World's End

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Other
At World's End ini merupakan akhir dari Trilogi film Pirates of Carribean. Nggak banyak komentar deh soal film ini, pokoknya rame dan seru banget! Secara teknis sih seru en canggih, tapi penonton kurang disuguhi pemandangan indah seperti di film - film lain.....yaaa, kalau kita pengen lihat pemandangan bagus mendingan beli kalender pemandangan aja deh, en silakan pandangin tuh kalender sampai setahun! ;-p Menurut film tsb mereka ke Singapore loh, tapi jangan bandingin Singapore yang mereka datengin dengan Singapore yang kita lihat sekarang. Yang pasti jangan cari2 patung Merilion di film ini! Btw mereka menyebut 'East Indian'....nah menurut orang2 Belanda zaman dahulu,'East Indian' itu merupakan sebutan mereka untuk Indonesia. Dan melihat lautan luas yang mereka arungi sepertinya mereka ke Indonesia tuh, bukan ke Singapore! Khan yang nenek moyangnya seorang kapiten itu orang2 Indonesia??? Huuuaaa, Disney suka membengkokkan sejarah juga ternyata! ;-p hihihi....
Yang jelas di film ini Mas Orlando Bloom masih terlihat ganteng! huuuuu...gak penting amat! ;-p
Anna nonton film ini di bioskop murah meriah 'Buaran Theater' sehari setelah ultah, berempat sama Gege, Fajar en Ely. Udah nomat dibayarin pulak! Walaupun bioskop ini nggak senyaman XXI or Megablitz yang penting kita tidak nonton film bajakan!
Saran daku sebelum nonton film ini sebaiknya kita nonton 2 sekuel Pirates of Carribean sebelumnya. Jadi visual yang seru plus teknik yang canggih pada film ini akan terlengkapi apabila kita mengerti alur ceritanya dari awal.

Saturday, May 26, 2007

Lomba Modifikasi Busana & Aksesoris Turkey







Lomba Modifikasi Busana & Aksesoris Turki ini ditujukan kepada pria dan wanita yang dibagi ke dalam 2 kategori:

kategori remaja (usia 13-19 tahun)

kategori dewasa (20 tahun keatas)

Hari dan Tanggal : Minggu, 5 Agustus 2007

Tempat : Kharisma Bangsa School , Pondok Cabe

Para peserta lomba akan memeragakan busana & aksesori yang mengandung elemen budaya Turki pada hari pelaksanaan lomba.

Peserta dinilai kemampuannya dalam memodifikasi busana & aksesoris khas Turki.

Busana tidak harus busana traditional Turky.

Info Pendaftaran Lomba : 021-93786101[Sdri.Ely] atau 0818477757


Women's Clothing [From : allaboutturkey.com]

For many centuries during the Seljuk and most of the Ottoman period, women's articles of dress were similar to those of men and bore the same name. The main items were the salvar (ankle-length trousers - pronounced shal-vhaar), gömlek (under tunic - pronounced ghoem-lhekh), hirka (cardigan - pronounced kher-kah), entari (gown - pronounced aehn-tah-ree) which could sometimes be called a kaftan (caftan - pronounced khahf-tahn) and ferace (overmantle - pronounced feh-rah-djeh) which was for wearing out of doors. Apart from the quality of the fabrics, there was little difference in style or articles of dress between rich and poor, nor between those of Muslim or non-Muslim women.

Because Islam forbade women to appear unveiled before men other than their husbands and close relatives, women's outdoor clothing was subject to strict regulations. During the Anatolian Seljuk period women covered their heads, but were not veiled, as we learn from contemporary visual material. For summer they were made of silk, and for winter of wool, often lined with fur. Through the 16th and 17th centuries the style of the ferace remained unchanged. the yasmak (pronounced yhash-mahkh) consisted of two pieces of fine white muslin covering the head, the upper piece tied around the forehead and the lower piece across the mouth below the nose. Over this was a pece (veil pronounced pech-eh).

From the turn of the 18th century changes began to come about in feraces and veils. A broad collar, about a handspun in width was added to the ferace leaving the neck slightly open, and Muslim women began to wear feraces of pastel colors (referred to as "unseemly colors" in proscriptive laws of the period) in fine fabrics. What is more, the fabric of veils, became more transparent, and with the introduction of hotoz (high cap) which added height to the headdress, veils began to be tied more loosely, and to be adorned with gold thread of various types.

Far more detailed information is available about the dress of the 16th and 17th centuries, after Istanbul became the capital of the Ottoman Empire. The main items of dress for women were again ankle-length trousers, long sleeved under tunics made of seersucker gauze (bürümcük - bue-ruem-djuek) reaching down to the ankles, a cardigan and a gown, which was sometimes called a caftan, and which could have either short or long sleeves. A diversity in minor modification of detail, such as the cut of the cuff or tightness of the bodice, emerged in women's dress in the early 18th century, the period known as the Tulip Era. It was during this period that the trousers became baggier. The miniatures of Levni and Abdullah Buhari also depict the dress of the time in close detail.

The headdresses worn by women in the 12th to 14th centuries are illustrated in miniatures, tiles and stone carvings. Seljuk women usually wore their hair in braids down to their ankles. They either wore embroidered cloths on their heads or a diadem adorned with a gem in the shape of a drop in the center of the forehead. From the early 17th century onwards women's caps worn in the Capital Istanbul became lighter, tapering towards the top. as is manifested by extant examples. Towards the middle of the century hotoz (a type of cap reminiscent of the bogtag), worn by the Ilkhanid period palace women, with a narrow base and broad crown came into fashion. In the Istanbul of Ahmed III, when the Ottoman Empire was relatively undisturbed by political troubles, women's headdresses began to take a diversity of exaggerated forms, quite unlike those of earlier periods. Hotoz with a one-sided brim curving over one shoulder is the most striking innovation of this period. During the reign of Mahmud I and his successors, women's headdresses were widely varied and ornate.

Lomba Menggambar Turky



Foto - foto ini adalah bagian dari foto yang akan dipamerkan pada event Festival Turky di Kharisma Bangsa School.

Pictures taken by : Dina Mardiana ketika mendapatkan beasiswa belajar bahasa Turky dari pemerintah Turky.


Lomba menggambar ini ditujukan bagi anak-anak yang dibagi ke dalam 2 kategori:

kategori I untuk usia 6-9 tahun

kategori II untuk usia 10-13 tahun.

Lomba ini mengambil tema tentang Turki.

Tanggal Pelaksanaan Lomba : Sabtu, 4 Agustus 2007

Bertempat di : Kharisma Bangsa School, Pondok Cabe

Pendaftaran peserta lomba dilakukan sejak 27 May 2007, ditutup apabila quota telah terpenuhi.

Penjurian dilakukan pada hari itu juga oleh juri yang ditentukan panitia dan akan dipilih tiga orang pemenang utama dan beberapa pemenang hiburan.

Semua pemenang mendapatkan sertifikat dari panitia.Serta kesempatan mendapatkan doorprize bagi seluruh peserta.

Biaya pendaftaran Rp 50.000 ,- [Kertas, Crayon,Snack]

Info pendaftaran lomba : 081514469637 [Ibu Dian] atau 0818477757 [Nine Planets]

Friday, May 25, 2007

Beri Aku Peluru




Ngambil gambarnya nggak sengaja neh! Awalnya sih mau difoto doang pakai Nokia 6275i kepunyaan Anna, tetapi malah jadi video kebalik gini. CTJ yang ambil gambarnya saat kita en Kaori, cewek Jepang yang udah 9 tahun di Indonesia latihan menembak di Blok M Plaza Shooting Club awal May 2007 lalu.
Bikin jadi ketagihan nembak deh! :-D
Senapan yang Anna pakai beratnya 4 kilo-an makanya pas nurunin spt nurunin bayi dari gendongan. Karena keasyikan menembak jadi keasyikan ganti peluru sendiri juga. Makanya waktu mau dibantu'in ganti peluru Anna sok nolak...hehehe....

Wednesday, May 23, 2007

ADA Band and Indonesian Idol Duel




Akhirnya bisa menyaksikan ADA Band en Ihsan Idol, Mike and Bona menyanyikan tembang kenangan Anna.
Huuu seneng banget deh diriku. Biar-pun hasilnya jauh dari oke, namun lebih bagus dari 'Manusia Bodoh' khan?
Di Studio RCTI neh.....
Info lengkapnya bisa dilihat di :
http://kansas57.multiply.com/journal/item/6

Tuesday, May 22, 2007

GMF Outing




Outing bersama rekan2 ke GMF. Berlangsung pada tanggal 13 February 2007 yang dilanjutkan ke Senayan City dan Roti Bakar Edi Kebayoran (huuuuu...;-p)
Peserta 40-an (lagi2) Anna jadi 'makhluk halus' sendiri :-D Jadilah Anna sekaligus diwawancara oleh O Channel untuk Jali Jali. Untungnya kalimat Anna yang "Saya lebih terangsang melihat pesawat terbang dibandingkan melihat penerbang telanjang" di-edit...hihihi...
Short shot ini Anna ambil pakai HP N6275i. Iseng2 ajah!

Warung Daun Restaurant

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Jln Wolter Monginsidi 41 - Kebayoran Baru
Kalau kita diajak makan di resto makanan organic, maka yang terbayang adalah makanannya terasa hambar dan harganya mahal.Pikiran tersebut akan berubah apabila kita menikmati makanan yang ada di Warung Daun yang berada di eks kantor Anna di Kebayoran Baru.
Minggu lalu, tepatnya tanggal 20 May 2007 Anna, Ibu, Mas Tunggal, Mbak Rita,Mbak Lien, Sekar dan Seno mampir ke resto yang menyajikan makanan khas Sunda ini.Karena kita datang sore dan bukan jam makan maka resto tersebut sepi. Kami memasuki ruangan khas tempo dulu. Interior-nya khas Indonesia tempo dulu dengan hiasan dinding lukisan dan foto Indonesia tempo dulu. Music traditional Jawa Barat terdengar. Di beberapa sudut tersedia majalah2 lifestyle.
Inilah resto yang meraih 'The Best Restaurant 2006' versi 'Jakarta Kini'.
Sore itu kami menikmati beberapa menu, dengan nasi liwet yang dihidangkan bersama pancinya! Nasi liwet teri berbumbu yang rasanya gurih pisan!
Anna makan nasi tersebut dengan empal nan empuk plus Gurame goreng garing yang....rasanya begitu pas! Nggak hambar seperti makanan organik yang kita bayangkan. Sempat juga Anna menikmati tahu isi.
Kami bertujuh makan dengan nota Rp 290-an ribu. Nggak terlalu mahal bukan?
Ibu tak lupa membeli beras organik seharga Rp 50 ribuan.
Nggak kapok deh makan di resto ini, walau mereka bilang "Slow Food", namun pelayanannya nggak slow kok! :-)

Foto : Koleksi Warung Daun

Tuesday, May 15, 2007

Beri Aku Peluru




Nyoba senapan di Blok M Shooting Club sama CTJ and Kaori, cewek Jepang yang udah 9 tahun tinggal di Indonesia.
Nyoba senapan yang beratnya sekitar 4 kilogram....Ternyata asyik juga loh! Rutin latihan nembak aaaahhhh! Bisa jadi anggota Perbakin kalau latihannya rutin. Termasuk olah raga nggak mahal kok :-)

Festival Budaya Turki - - "A Splendor of Cultural Richness"

Start:     Aug 4, '07 9:00p
End:     Aug 5, '07
Location:     Kharisma Bangsa School, Pondok Cabe
Acaranya macem - macem, antara lain :
Lomba Menggambar, Lomba Menulis Essay, Lomba Model Modifikasi Busana/Asessoris Turky - Indonesia, Bedah Buku karya Orhan Pamuk - peraih Nobel Sastra 2006 asal Turky, Bazzaar dan Foto Menggunakan Busana Turky.
Description lain menyusul :-)
Tentative : Cooking Show Masakan Turky.

Saturday, May 12, 2007

Lomba Menulis Esei Populer Tentang Turki

LOMBA MENULIS ESEI POPULER TENTANG TURKI

Tema Lomba (pilih salah satu):

1. “Apa Yang Saya Ketahui Tentang Turki”

2. “Hubungan Turki-Indonesia”


Ketentuan Lomba:

1. Dibuka untuk peserta usia dibawah 19 tahun, baik pria maupun wanita di seluruh dunia

2. Ditulis dalam bahasa Indonesia dengan gaya penulisan populer

3. Diketik dengan format Times New Roman font 12, spasi 1.5, di atas kertas berukuran

A4 dengan panjang maksimal 5 (lima) halaman

4. Membayar biaya pendaftaran Rp 25.000,00 (sudah termasuk ‘free’ masuk acara

Festival Kebudayaan Turki tgl 4-5 Agustus 2007 atau di Sekolah Kharisma Bangsa, Pondok Cabe, Jakarta, dengan menunjukkan slip bukti transfer yang asli pada saat hari H), ke

rekening panitia:

Atas Nama : Nurahmawati

Bank : Mandiri KCP Puncak Mas, Jakarta

No. Rekening : 102-00-0417933-6

5. Tulisan dikirim dalam bentuk soft copy ke e-mail panitia Festival Kebudayaan Turki:

Discover.Turkey @ hotmail.com (tanpa spasi)

selambat-lambatnya diterima tanggal 17 July 2007 (Naskah), Transfer diterima paling lambat 07 July 2007

# Kiriman naskah disertai keterangan identitas diri (KTP/Kartu Pelajar),

nomor telpon, e-mail, dan tanda bukti/slip pembayaran (apabila naskah

dikirim melalui e-mail maka identitas & bukti pembayaran dapat di-scan).

# Apabila tidak ada keterangan identitas diri + bukti pembayaran, maka naskah

dianggap tidak sah.

6. Keputusan juri adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

7. Pengumuman pemenang dilakukan pada hari ke-2 Festival, yaitu Ahad, 5 Agustus

2007, di Sekolah Kharisma Bangsa, Pondok Cabe, Jakarta

# Pemenang dan finalis yang tidak dapat datang ke acara festival akan dihubungi

melalui surat dan hadiahnya dikirim ke alamat masing-masing.


Hadiah:

* Juara 1,2,3: piala/trofi, sertifikat + paket sponsor.

* 10 finalis mendapatkan sertifikat & goodie bag sponsor.

Friday, May 11, 2007

Talk on Global Warming at Singapore International School

Dua hari yang lalu Sharon mengirim sms menawarkan menjadi presenter di Singapore International School yang di Kebon Jeruk. Berhubung acara presentasi-nya Jum'at jam 7.45 pagi jadilah Anna bersedia karena Anna mengajar di Ciganjur jam 14.00.

Kemarin Anna ke kantor WWF di Taman Mega Kuningan. Waaaww?? Ternyata yang dihubungi Sharon untuk menjadi presenter hanya Anna dan Guni. Hah? Jadi Anna harus jadi presenter sendirian di SIS?? Dicoba nggak ada salahnya deh...

Di briefing oleh Linda mengenai WWF dan Global Warming. Sebenarnya Anna nggak nguasa'in materi. Gawat juga nih, pakai bahasa Indonesia aja belum mantap apalagi bahasa Inggris di hadapan siswa siswi Singapore International School. Alhamdulillah, keesokan harinya dapat kabar bahwa Mbak Maitra, Marketing Manager WWF Indonesia akan menjadi presenter utama. Cihuy, jadi Anna bisa jadi observer aja khan?

Shubuh Sharon sudah mengirim sms, membangunkan Anna. Dan waktu belum menunjukkan pukul 07 pagi Sharon menelpon Anna dan mengatakan bahwa kita sudah harus berangkat. Sesampai di depan kantor WWF Indonesia Mbak Maitra dan Sharon sudah menunggu. Mobil WWF langsung mengantar kami ke Jln Pesanggrahan Kebon Jeruk.

Tak lama sampailah kami di SIS. Sudah ditunggu oleh Haryanto dan Andi, “team presentasi WWF Indonesia”. Kami disambut oleh beberapa guru asal Singapore yang menyambut kami secara ramah.

Saat sedang membahas materi presentasi dan mengajak Sharon role play, segerombolan siswa tingkat SD masuk ke ruangan. Hanya beberapa saat setelah salah satu guru mereka berbicara Anna dan Sharon langsung cuap – cuap. Waaaaddduuuhhh....tabrak langsung dah! ;-p Alhamdulillah Mbak Maitra mengambil alih materi yang belum Anna kuasai...hehehe...daripada salah ngasih materi, apalagi siswa siswi ini sudah terlihat kritis. Hebat euy, apalagi siswa bernama Joshua asal Singapore yang menceritakan mengenai kunjungannya ketika berada di Singapore Zoo. Bahkan dia dapat menjelaskan serba serbi Global Warming. Dia sempat ditegor oleh kepala sekolah karena terlalu pintar!

Mereka terlihat antusias dan berminat aktif menyelamatkan lingkungan bersama WWF. Setelah berjoget bersama mereka nampak enggan menuntaskan presentasi. Acara di tutup dengan pemberian sertifikat kepada team WWF, termasuk Anna yang juga mendapat sertifikat karena telah berpartisipasi menjadi pembicara Maths and Science Day Singapore School, Kebon Jeruk [Affiliated to Singapore International School - Indonesia]

Friday, May 4, 2007

Menang Photo Competition 2007

Sepulang mengajar Anna mendapat email dari Laurier News yang memberi kabar bahwa Anna menjadi salah satu pemenang ‘3rd Periode Winner Laurier Photo Competition 2007’ dan dipersilakan mengambil hadiahnya setelah tanggal 30 April 2007. Hadiahnya : 1 Handphone N 7390. Finally, daku nggak perlu mengeluarkan uang untuk membeli handphone 3G!!! Heh, mau telpon2an pakai video sama siapa ya?
Sebenarnya Anna sudah malas nge-check mengenai Photo Competition ini, karena di periode 1 dan 2 Anna mendaftarkan banyak foto yang menurut Anna sesuai dengan kriteria, tetapi masih juga nggak menang! Padahal berdasarkan ilmu narsis yang Anna kuasai sejak masih kecil hingga sekarang sudah sembuh, foto2 yang Anna kirim di periode 1 dan 2 merupakan hasil jepretan teman-teman yang memang fotografer. Equipment SLR, gaya udah mati-matian. Bahkan Anna mengunggulkan foto Anna ketika sedang parasailing di Benoa, Bali dapat memenangkan photo competition ini.Atau saat aeromodelling di Airport Bandung.
Ternyata baru di periode 3 Anna beruntung. Emang deh, jadi orang tuh nggak perlu pintar, nggak perlu keren dan nggak perlu cantik. Yang diperlukan di dunia ini hanyalah KEBERUNTUNGAN! Percuma kita kaya raya, cantik dan pintar tapi nasibnya sial melulu, mendingan jelek or bego tapi beruntung terus. YA ALLAH, jadikan Anna masuk dalam golongan orang – orang yang beruntung karena Anna sudah merasa nggak bego2 amat, nggak jelek2 amat en nggak miskin2 amat…hehehehe ;-p
Back to my photo yang menang dalam kompetisi ini. Periode 3 diikuti oleh 600-an foto, memang nggak sebanyak periode 1 dan periode 2 yang diikuti oleh lebih dari 1200an foto. Sejarah foto yang menang ini adalah foto hasil jepretan Pak Rianto Wibisono, bendahara Indoflyer yang beberapa kali rumahnya Anna santronin. Foto diambil ketika Outing Indoflyer di Squadron 17 VVIP Halim PK. Saat itu Anna lagi ngobrol dan ngutak – ngatik Super Puma bersama Dewi dan salah satu perwira penerbang di cockpit. Tiba – tiba dari bawah Pak Rianto (Kita menyebutnya Pak erwe) mengatakan ke Anna,”Mana camera kamu? Sini saya fotokan!”. Demi sopan santun maka Anna menyerahkan camera pocket Casio yang saat itu Anna bawa kemanapun pergi. Berulang kali Pak erwe memotret Anna, demikian pula terlihat Pak Aswin yang diam – diam memotret. Padahal sekarang Anna khan nggak suka kalau difoto, mengingat kondisi fisik sudah hancur – hancuran…hahaha…makanya paling ngamuk kalau ada temen yang foto candid! Langsung Anna suruh hapus dan ancaman laporan pidana kalau mereka sampai posting ke forum! ;-D Berasa Paris Hilton banget yak! ;-p
Ternyata difoto oleh orang yang kita anggap orang tua membawa keberuntungan tersendiri. Padahal dalam 2 tahun terakhir ini Anna benar - benar nggak suka kalau dipotret! Karena menang ‘Photo Competition 2007’ Anna bisa kambuh nih narsisnya…waaaah, bahaya! Salah satu pemenang di periode 3 ini adalah Monica Oemardi, foto model dan pemain sinetron yang dulu pernah memenangkan Gadis Sampul, Gadis Sunsilk dan Cover Girl Majalah Mode. Hihihi…bisa juga kita mengalahkan ABG yang narsis abiieeezzz!

Inilah Pemenang Photo Competition Periode 3
Peserta ini ditetapkan sebagai pemenang karena
1. Foto-foto yang mereka kirimkan sesuai dengan tema, yaitu "My Comfort Zone"
2. Foto yang mereka kirimkan menggambarkan kenyamanan beraktifitas sekalipun sedang menstruasi

Penjelasan tentang lomba
Foto yang diikutsertakan adalah foto peserta yang menggambarkan aktivitas sehari-hari; saat bekerja, bermain bersama anak, berbelanja, melakukan hobi, dll, yang tetap dilakukan secara nyaman, tanpa risih dan terganggu sekalipun sedang menstruasi.

Anna kasih caption di foto yang menang : “Huuuiiii…rumitnya belajar menerbangkan helicopter!”
Hihihi…gara2 beberapa menit sebelum difoto Gerry ngoceh2 nggak jelas ke Anna, menjelaskan sistem menerbangkan helicopter. Yang hanya Anna komentari,”Ini orang ngomong apa seh?!”
Beberapa bulan kemudian dijelaskan oleh Mas Yono yang memang penerbang rotary wings tentang “pelajaran” beliau sepulang simulasi helicopter di Texas, USA. Tambah bengong deh diriku…rumit amat sih! Makanya ngasih caption fotonya juga itu! Maksudnya sih buat becandaan ajah.