Meeting di Sekretariat Alexandra Asmasubrata (Pembalap Formula Wanita Pertama di Asia).Lihat aja di dindingnya, banyak kliping dia dari koran2 dan foto2nya saat balapan di sirkuit.
Dari apa yang kamu omongin berarti kamu baru melihat suatu foto itu dari cahaya aja yaa? Jadi menurut kamu foto yang secara teknis bagus itu yang clear - clear - clear (dah kayak shampo ajah...hehehe). Bukan berarti kamu salah sih, tp FYI hampir semua foto ini tidak menggunakan lampu blitz ;-D Coba deh kamu latihan feeling pakai camcorder yang kamu punya. Atau simulasi pakai software yang ada di computer, misalnya adjust feeling utk brightness&contrast, saturation,hue,dll. Terbang & fotografi itu butuh feeling seperti kita main piano deh! Kalau 'feel'-nya dah dapet...wuuuiiih! Foto2 ini (sptnya) adjust-nya pakai lensa, bukan pakai software computer.Nanti deh aku tanya lagi ke yang punya camera. Dia pakai Nicon D 70s. Lensanya belum aku perhati'in bener. Ayooo deh, kalau mau jadi penulis spesialisasi travelling jangan tanggung2, Jeng! ;-D Mosoq mau pakai camera yang cuma 3 megapixel ;-p
Ini cahaya cukup??? Kalau aku bilang justru nggak sharp.Hehehe,,,,ini nggak ada yang motret loh! Pakai timer,jd automatic cameranya ngejepret ndiri :-)) Justru malah seperti ibu2 Dharma Wanita en ibu PKK aah gayanyaaaa....;-))
Ayo, Jeng...besok2 latihan dan berapresiasi terhadap foto2 yang Infra Red ;-) Trus sekalian juga yang panning. Hahaha...sorry nih kalau jadinya menggurui, tp kalau emang dikau mau belajar fotografi ....kita bisa barengan deh! ;-) Percaya deh, seninya lebih tinggi jadi fotografer dibandingin foto model ;-)
Sebelum kelupa'an (udah ik tulis sih di foto2 kamu yg di Turky) : Jangan lupa ngecilin resolusi foto yang diupload di MP kalau kamu khawatir foto kamu diambil orang lain. Sekalian tulis nama fotografer-nya kalau masih parno dgn resolusi kecil ;-D
yang ini agak remang-remang ya... apa karena sengaja? (kan katanya haria telah malam...)
ReplyDeleteyang ini cahayanya lumayan, tapi agak burem ye... apa goyang tuh kamera?
ReplyDeleteyang ini gelap... masih pagi? ato emang nggak pake cahaya/light/blitz?
ReplyDeletenah yang ini bagus nih... cahaya cukup, muka nggak burem, ke-capture semua. pas deh kayaknya.
ReplyDeleteyang ini kok walopun ada cahaya tapi nggak enak ya ngeliatnya... terlalu "oranye"... mata sepet aja ngeliatnya...
ReplyDeleteDari apa yang kamu omongin berarti kamu baru melihat suatu foto itu dari cahaya aja yaa?
ReplyDeleteJadi menurut kamu foto yang secara teknis bagus itu yang clear - clear - clear (dah kayak shampo ajah...hehehe). Bukan berarti kamu salah sih, tp FYI hampir semua foto ini tidak menggunakan lampu blitz ;-D
Coba deh kamu latihan feeling pakai camcorder yang kamu punya. Atau simulasi pakai software yang ada di computer, misalnya adjust feeling utk brightness&contrast, saturation,hue,dll. Terbang & fotografi itu butuh feeling seperti kita main piano deh! Kalau 'feel'-nya dah dapet...wuuuiiih!
Foto2 ini (sptnya) adjust-nya pakai lensa, bukan pakai software computer.Nanti deh aku tanya lagi ke yang punya camera. Dia pakai Nicon D 70s. Lensanya belum aku perhati'in bener.
Ayooo deh, kalau mau jadi penulis spesialisasi travelling jangan tanggung2, Jeng! ;-D Mosoq mau pakai camera yang cuma 3 megapixel ;-p
Ini cahaya cukup??? Kalau aku bilang justru nggak sharp.Hehehe,,,,ini nggak ada yang motret loh! Pakai timer,jd automatic cameranya ngejepret ndiri :-))
ReplyDeleteJustru malah seperti ibu2 Dharma Wanita en ibu PKK aah gayanyaaaa....;-))
Ayo, Jeng...besok2 latihan dan berapresiasi terhadap foto2 yang Infra Red ;-)
ReplyDeleteTrus sekalian juga yang panning.
Hahaha...sorry nih kalau jadinya menggurui, tp kalau emang dikau mau belajar fotografi ....kita bisa barengan deh! ;-)
Percaya deh, seninya lebih tinggi jadi fotografer dibandingin foto model ;-)
Sebelum kelupa'an (udah ik tulis sih di foto2 kamu yg di Turky) : Jangan lupa ngecilin resolusi foto yang diupload di MP kalau kamu khawatir foto kamu diambil orang lain. Sekalian tulis nama fotografer-nya kalau masih parno dgn resolusi kecil ;-D
ReplyDelete