Sunday, September 3, 2006

30 Tahun PT Dirgantara Indonesia (Hari Pertama)



Subuh, 26 Agustus 2006
Depart to Bandung.
Vehicle : PKWTO’s Car
Captain : Wijayanto
Flight Officer : Anna R.Nawaning S
Pax : Maherda, Yongis and Endi.


Baru saja mobil meluncur di tol arah Bekasi, Haryo dan Edo menelpon protes karena kami tinggal. Kami jalan santai kok, kecepatan hanya 80 km/jam. Tak lama mobil kami bertemu.

Anna langsung sms Mas Dani :
PKWTO’s Flight and Edo’s Flight depart from Jatiwaringin, Destination Bandung. Posisi saat ini Bekasi Timur.
Dibalas Dani :
Roger.Adrenalin flight preparation for departing.

Meluncurlah mobil kami di tol menuju Cikampek.
Tak lama Om Dani menghubungi handphone-ku. Menawarkan jalan bareng. Konvoy gituh…tapi flight-nya masih di Cilangkap.
“Oke…maintain 80 ya kendaraan lo! Supaya kita bisa nyusul.” Om Dani memberi instruksi laksana ATC yang ditinggal kabur pesawat terbang yang sudah take off saat petugas tower ketiduran.

Tak sampai 3 jam kendaraan yang kami tumpangi tiba di pekarangan Masjid Habiburrahman PT Dirgantara Indonesia Bandung. Mas Subuh (shp) menyambut kami. Disusul rekan – rekan Bandung lainnya. Mas Wijayanto mengeluarkan radio receiver-nya, “nguping” ke ATC supaya memantau lalu lintas udara Indonesia. Langsung kami berkerumun. Satu hal yang tidak biasa bagi manusia yang tidak tergila – gila pada dunia penerbangan.

Setelah kendaraan dari Jakarta dan Bandung tiba, rekan – rekan Bandung memberikan tanda panitia ke beberapa orang, termasuk aku. Sebenarnya aku nggak ngerti soal job desc panitia kali ini. Duuuhhh…harus ngapa’in nih? Tetapi begitu melihat nama Anna di cetak di name tag panitia Tri Dasa Warsa PT Dirgantara Indonesia aku langsung manggut – manggut. Lumayan,,,name tag-nya bisa nambahin koleksi pribadi. Hehehe…apalagi keluaran PT DI. Cita – cita lama tuh….bisa bekerja menjadi ahli pesawat terbang. Waktu aku ngerja’in project-nya BJ Habibie khan gak sempat ke IPTN. Beberapa tahun kerjanya justru ngatur tamu – tamunya BJ Habibie ke IPTN tapi aku hanya “mupeng” karena tamu lainnya banyak yang minta diurus

Kendaraan rombongan kami masuk ke area PT DI. Barang bawa-an diperiksa satu persatu dengan ketat. Kami langsung berfoto ria. Saat kita pasang ancang – ancang difoto, tiba – tiba pesawat dengan livery Citilink rotate, sangat dekat. Langsung gaya kita bubar histeris…hahaha….
Dua fotografer (kalau gak salah Hendra en Viqie) langsung lompat membalik bermaksud memotret Citylink tersebut, tapi….keburu jauh-lah! Langsung deh pada mengeluh,”Aduuh, kecolongan nih!” Hihihi …dari tadi nguping ATC dapet apa, Om???

Setelah pemeriksaan selesai, beberapa diantara kami langsung memasuki ruang mock up N 250, salah satu jenis pesawat terbang bikinan Indonesia. Wuiiihh…keren deh! Etis gak kalau daku bandingin N 250 dengan Fokker 27 – Fokker 28 ?
Masih dengan gaya histeris kami “membongkar” mock up N 250. Puaaasss…seperti bermain sinetron. Music dan lampu – lampu di “N 250” tidak lepas dari keisengan kami. Eitsss…keisengan kami bermanfaat loh. Karena kecintaan kami dengan pesawat terbang maka kami benar – benar menjaga walaupun kita pakai.
“Jumpseat di N 250??? Kapan lageeee???!!!”
Pokoknya lengkap deh (kecuali jadi barang cargo yaaa ;-p)….jadi pax, pramugari/a, co-pilot dan captain N 250 kami coba satu persatu. Ayo adakah cockpit dan cabin crew yang memiliki rating N 250 tahun ini??? Cuma kami yang bisaaaa…hehehe…

Puas bermesraan dengan mock up N 250 aku bergabung dengan rekan – rekan yang tengah demonstrasi. Demontrasi flight simulator yang disambut sangat antusias oleh pelajar – pelajar Bandung. Ramaaaaaiiii….kira’in demo menuntut penurunan harga BBM doang yang ramai.
“Hayoooo….hayooo…siapa diantara kalian yang ingin menjadi pilot?!” Mas Wijayanto demikian komunikatif menjadi narrator.

Malam hari kami berkunjung ke rumah keluarganya Om Rian dan Om Arianda (yang malam itu merupakan malam midadoreni-nya) di Jalan Dipati Ukur. Rumahnya asyiiiik deh, bergaya zaman dahulu…daaaan aku berhasil memotret piano di salah satu sudut rumahnya. Entah kenapa ada chemistry tersendiri saat aku melihat foto piano tersebut di handphone-nya Rian bulan January 2006. Kali ini aku dapat memotret-nya langsung! Pengennya sih memencet – mencet sekalian, tapi lagi banyak tamu euy!

Hari ini aku sukses berat mendapatkan 2 benda yang menurutku terindah di dunia, yaitu : PESAWAT TERBANG dan PIANO.
Cinta tidak harus memiliki namun Cinta pasti dapat dinikmati oleh hati.



No comments:

Post a Comment